Pengalaman ini terjadi beberapa bulan lalu. Waktu itu aku pergi bersama kakak sepupu dan adikku. Setiap kami melewati tempat tersebut kami akan tertawa bersama. Pada suatu hari Gereja kami mengadakan acara ibadah remaja bersama dengan Gereja Oikumene lainnya. Acara dilakukan di ruang serbaguna Gereja GKPO Halim.
Aku, kakak sepupu, dan adikku berangkat menggunakan transportasi umum Jak-lingko nomor 20. Kami sampai di Gereja jam 10.50 dan ibadah dimulai jam 11. Setelah ibadah usai, kami menunggu angkutan umum Jak-lingko nomor 20 kembali. Namun kami malah menaiki Jak-lingko nomor 21 yang memiliki rute ke Cililitan. Kami baru menyadari hal itu ketika sudah hampir sampai di pusat perbelanjaan PGC, lalu kami memutuskan untuk turun di halte terdekat.Â
Kami berencana ingin memesan taksi online, tetapi kami tidak tahu alamat dan tidak ada seorangpun yang dapat ditanya. Akhirnya kami menemukan terminal bus Transjakarta dan memutuskan untuk naik dan berhenti di halte Cawang Sentral. Setelah itu kami menunggu Jak-lingko nomor 20 dan sampai di rumah dengan selamat.
Dari kejadian itu kami belajar untuk lebih teliti dalam melakukan segala sesuatu dan fokus atau peka saat melewati jalan yang berbeda untuk mengantisipasi adanya kesalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H