Film animasi telah menjadi salah satu bentuk hiburan paling dicintai di seluruh dunia, dengan kemajuan teknologi yang terus mengubah cara cerita disampaikan. Terdapat 3 film animasi dari Pixar dan Walt Disney Animation Studios yang menarik perhatian, yaitu film animasi "Onward", "Raya and the Last Dragon", dan "Encanto". Ketiga film ini menawarkan pengalaman unik, mencerminkan bagaimana genre dapat membentuk hubungan penonton dengan karakter dan cerita.
Film animasi "Onward" Â (2020) adalah film bergenre fantasi-petualangan yang menggabungkan elemen magis dengan dunia modern. Film ini mengikuti dua saudara, Ian dan Barley, dalam petualangan mereka menghidupkan kembali ayah mereka dengan bantuan sihir. Dalam film "Onward" menciptakan sebuah dunia fiksi di mana makhluk-makhluk fantasi seperti elf, centaur, dan penyihir hidup berdampingan dengan teknologi modern yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Dunia ini menggabungkan unsur-unsur fantasi (sihir, makhluk mitos, dan dunia magis) dengan elemen modern seperti mobil, internet, dan kehidupan perkotaan yang sering ditemui.
Perilisan "Onward" terganggu oleh keberadaan pandemi COVID-19, yang memaksa film ini dirilis di bioskop dan secara bersamaan di platform Disney+. Meskipun situasi ini mengganggu distribusi, "Onward" tetap mampu menarik perhatian penonton, khususnya keluarga, dengan pesan moral yang kuat tentang keluarga, keberanian, dan kehilangan. Alur ceritanya yang emosional, dipadukan dengan humor khas Pixar, memberikan daya tarik yang membuatnya lebih dari sekadar film petualangan.
Berbeda dengan Film Animasi "Onward", Film "Raya and the Last Dragon" (2021) adalah film animasi fantasi-aksi yang berlatar di dunia fiksi Kumandra, sebuah dunia yang terinspirasi oleh berbagai budaya di Asia Tenggara. Cerita film ini mengikuti karakter utama, Raya, seorang pejuang perempuan yang berusaha menemukan naga terakhir bernama Sisu. Misi ini penting karena hanya Sisu yang dapat membantu menyelamatkan Kumandra dari ancaman kegelapan yang dikenal sebagai Drunn, kekuatan jahat yang menghancurkan harmoni di dunia tersebut dan menyebabkan kehancuran.
"Raya and the Last Dragon" berbeda dari film fantasi lainnya adalah perhatian khusus yang diberikan pada latar belakang budaya. Proses produksinya melibatkan penelitian budaya yang mendalam untuk memastikan bahwa representasi dunia Kumandra terinspirasi dengan tepat dari berbagai unsur budaya Asia Tenggara. Tim kreatif Disney bekerja sama dengan konsultan budaya, termasuk sejarawan, ahli bahasa, dan pakar dari wilayah tersebut. Mereka memastikan bahwa aspek-aspek seperti arsitektur, pakaian, ritual, dan bahkan makanan yang terlihat di film memiliki basis yang akurat dan sensitif secara budaya, meskipun dunia Kumandra sepenuhnya fiksi.
Misalnya, Kumandra sendiri terbagi menjadi lima wilayah berbeda Fang, Heart, Spine, Talon, dan Tail  yang masing-masing memiliki ciri khas budaya yang terinspirasi dari berbagai negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Indonesia. Unsur-unsur yang diambil dari budaya-budaya ini terlihat dalam desain visual, arsitektur, pola pakaian, bahkan gaya tarian dan bela diri yang digunakan oleh karakter-karakter di film. Film ini dirilis pada masa pandemi melalui bioskop dan Disney+. Pendekatan distribusi ini memungkinkan "Raya and the Last Dragon" menjangkau audiens global terutama negara Asia Tenggara meski dalam keterbatasan. Tokoh Raya, seorang pahlawan perempuan yang kuat, mendapat sambutan positif dari penonton muda yang mencari panutan. Film ini menggabungkan aksi, petualangan, dan pesan tentang persatuan serta kepercayaan, menjadikannya pengalaman sinematik yang menginspirasi.
Film animasi "Encanto" (2021) adalah film musikal-fantasi yang berlatar di Kolombia, dan berfokus pada keluarga Madrigal yang memiliki kekuatan magis, kecuali satu anggota keluarga, Mirabel. Film ini mengangkat tema keluarga, identitas, dan penerimaan diri dengan cara yang penuh warna dan ceria. Salah satu elemen yang membuat Encanto begitu istimewa adalah musiknya, yang diciptakan oleh Lin-Manuel Miranda. Lagu-lagu dalam film ini, terutama "We Don't Talk About Bruno", menjadi sangat populer, bahkan viral di berbagai platform media sosial. Lagu tersebut, dan musik lainnya dalam film, tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai bagian kuat dari alur cerita. Lagu-lagu tersebut menggambarkan emosi, konflik, dan dinamika keluarga Madrigal, memperkuat tema utama film tentang penerimaan diri dan hubungan keluarga. Popularitas lagu-lagu ini turut mendukung kesuksesan film, menjadikannya salah satu film animasi yang paling digemari pada tahun 2021.