"Kami tim dari Kemendikbud Ristek RI datang ke Kota Probolinggo tepatnya di SMPN 7 ini untuk melihat lebih dekat sekaligus dalam rangka pengambilan video film dokumenter sebagai bagian dari proses pengimbasan praktik baik pelaksanaan PSP yang sudah dijalankan SMP 7. Melalui Video ini nanti, Kemendikbud Ristek RI berharap, sekolah lain bisa mengadopsi dan mengambil bagian terbaik dari sekolah pelaksana PSP ini untuk selanjutnya diimplementasikan juga di satuan pendidikannya masing-masing"
Kutipan di atas merupakan pernyataan yang disampaikan oleh Fitriyah, tim dari Kemdikbudristek yang sengajar hadir ke SMPN 7 Kota Probolinggo dalam rangka mendokumentasikan kegiatan P5 di sekolah tersebut. Saya pun berkesempatan menjadi 'bagian kecil' dari sekolah yang dipimpin oleh Pak Sudarmanto ini. Ya, bagian kecil yang turut bangga dan bahagia melihat kesuksesan sekolah dalam mengelola pembelajaran P5 melalui aktivitas sederhana namun bermakna. Pembiasaan keseharian yang dilakukan dalam aktivitas belajar murid bersama guru, menjadi bagian penting penumbuhan karakter jujur, kreatif, inovatif dan berkelanjutan. Pertunjukan sastra, simak cerita, merupakan aktivitas sederhana yang berhasil menumbuhkan karakter Pancasila pada diri murid. Puncaknya, jaran bodhag menjadi pertunjukan seru dan menghibur yang kemudian dijadikan film dokumenter oleh tim dari Kemdikbudristek.
Sebenarnya, apa sih yang membuat pembelajaran P5 di SMPN 7 Kota Probolinggo berhasil dan sukses luar biasa? berita lengkapnya silakan klik di sini.
***
Secara teori, semua kita tentu paham dan mengerti bahwa inti dari pembelajaran P5 adalah bagaimana karakter Pancasila tumbuh dalam diri murid dengan ragam elemen sebagai jembatan implementasinya. Kita bebas memilih, boleh menentukan yang mana, bebas memutuskan dengan mempertimbangkan kesiapan dan sarana prasarana pendukung di setiap satuan pendidikan.Â
Apapun nama programnya, apapun kurikulumnya, apapun materinya, sebagai seorang guru, kita serupa dengan pemain musik. Sejatinya memang tidak ada seorang pemain musik pun yang ahli dalam memainkan banyak alat musik, tapi mereka bisa memainkannya dengan baik. Kita, sebagai guru pun demikian. Bagi saya (mungkin juga Anda yang sepakat dengan saya), apapun programnya, apapun kurikulumnya, apapun materinya, asal kita mampu dan menguasai bagaimana cara kita menyampaikannya (tentu dengan metode dan model serta ragam pendekatan pembelajaran), maka semua akan selesai.
Pembelajaran P5 adalah amanah dalam kurikulum merdeka. Melalui semangat merdeka belajar, kita semua 'dititipi' pengetahuan dan model serta materi yang baru, harapannya jika kelak materi ini tersampaikan dengan baik, diterima dengan benar dan tepat oleh murid, akan lahir pemimpin pembelajaran dengan semangat Pancasila, yang bukan hanya secara konseptual mampu menjawab tantangan zaman dan masa, namun juga membawa nafas Pancasila di dalam dada.
Semangat Pancasila inilah yang ingin ditanamkan dalam diri setiap murid melalui ragam aktivitas. Tak perlu heboh, apalagi mewah dan meriah. Terpenting adalah bermakna, berkelanjutan dan berkesinambungan. Kelak, aktivitas sederhana yang dilakukan diharapkan membekas pada diri murid sehingga karakter gigih, tekun, jujur, mandiri, cinta tanah air dan karakter lainnya lahir dan tumbuh subur.Â
Lalu apa yang bisa kita lakukan agar pembelajaran P5 bermakna, berkelanjutan dan membekas pada diri murid? Tips berikut boleh jadi adalah solusinya.
- Pengalaman
Melibatkan tim fasilitator dan penanggung jawab pembelajaran P5 dari guru yang berpengalaman diharapkan dapat menjadikan pembelajaran P5 lebih variatif dan inovatif. Pengalaman fasilitator yang banyak dapat semaksimal mungkin ditularkan dan bahkan diimplementasikan dalam pembelajaran P5.