Mohon tunggu...
Sri Mulyono
Sri Mulyono Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pegiat Pendidikan

Seorang yang mempunyai kepeduliandalan dalam dunia pendidikan. Setelah bekerja selama 5 tahuan di Sampoerna Foundation, bersama teman2 mendirikan Sinambung Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencintai: Bersama Berjuang!

10 Oktober 2017   07:32 Diperbarui: 10 Oktober 2017   08:03 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Ada kisah yang menurut saya menginspirasi bagi sebuah pertemanan, sebuah persahabatatan atau sebuah tim (organisasi). Kisah itu adalah kisah Jonathan dan Charlotte yang mengikuti audisi Britain's Got Talent. Pilihan ataupun sikap dan pendirian yang diambil Jonathan saat selesai penampilannya bersama Charllote merupakan contoh sikap yang perlu diteladani. Begini ceritanya:

Jonathan adalah seorang remaja berusia 17 tahun.  Sementara Charlotte berusia 16 tahun. Jonathan mempunyai suara yang sangat bagus seperti Pavaroti. Namun suara Charlotte biasa saja. Jonathan adalah pribadi yang pemalu. Dia merasa ukuran badannya tidak normal alias sangat gemuk. Namun karena pendampingan Charlotte, Jonathan bisa lebih percaya diri. Charlotte lah yang mampu membangkitkan kepercayaan diri Jonathan sehingga mereka berdua ikut dalam audisi Britain's Got Talent. Jonathan sangat merasakan arti kehadiran Charlotte di sampingnya.

Pada awal kemunculannya di panggung yang megah itu, sebagian besar penonton tidak terlalu tertarik untuk mengikuti penampilan mereka berdua. Tidak ada penonton yang antusias untuk menyaksikan penampilan mereka berdua. Tampak bahwa mereka sinis terhadap duo ini dengan tertawaan yang bernada mengejek, khususnya ketika melihat Jonathan yang begitu besar badannya. Ada "bullying" yang terjadi sebetulnya saat itu. Para juri juga sangat meragukannya. Namun ketika Simon yang dengan kurang bergairah bertanya apakah kalian yakin akan menang, Charlotte dengan tersenyum menjawab bahwa bersama (berdua) mereka bisa menang. Jonathan sendiri tampak kurang yakin.

Sikap penonton dan juri ini ternyata membuat Jonathan semakin kehilangan kepercayaan diri saat ia mulai menyanyi. Dia melakukan kesalahan karena belum saatnya mulai dia sudah mulai. Charlotte sendiri sangat tenang. Dengan tenang Charlotte memandang Jonathan (mereka saling memandang) dan Charlotte "menyapanya" untuk memulai pada saat seharusnya ia mulai menyanyi (sesuai iringan musik). Dan Jonathan pun dengan suaranya yang bagus menyentak juri dan seluruh penonton. Semua terkejut, heran, kagum mendengarkan suara yang begitu powerful, suara tenor yang bulat dan sempurna. Semua bertepuk tangan, para juri tersenyum gembira melihat penampilan mereka. Bahkan ketika mereka selesai, seluruh ponton dan juri melakukan standing ovation.

Setelah selesai penampilan mereka, pujian dan sanjungan keluar dari mulut para juri. Ada yang menarik dari komentar Simon Cowell. Dia mengatakan bahwa penampilan mereka sangat bagus, terutama Jonathan dengan suaranya yang luar biasa. Menurut Simon Jonathan adalah bintang masa depan.  Namun dia menyampaikan bahwa dia tidak yakin kalau Charlotte bisa mengantarkan Jonathan ke tahap audisi selanjutnya, kecuali Jonathan tampil sendirian. Simon Cowell pun menanyakan kepada Jonathan apakah akan tetap berduo bersama Charlotte. Dengan penuh kegembiraan dan wajah yang polos dia mengatakan: kami datang berdua dan kami akan selalu berdua. Mendengar jawaban ini tampak beberapa penonton terharu dan menangis. Sementara Simon awalnya agak kecewa. Dia mengatakan" Menurut pikiran saya, Jonathan, kamu bodoh. Tetapi menurut suara hati saya, ada sesuatu yang membuat momen saat kalian berdua berpasangan itu menjadi lebih baik".

Ada hal yang menarik dari kisah ini. Yang pertama adalah jawaban Jonathan bahwa kami datang berdua dan kami akan tetap berdua. Yang kedua adalah pernyataan Simon yang mengatakan bahwa menurut suara hatinya ada sesuatu yang membuat momen Jonathan dan Charlotte tampil berdua kelihatan lebih baik.

Pertama

Jawaban Jonathan adalah jawaban seorang sahabat sejati. Dia tidak mau meninggalkan Charlotte sahabatnya. Dia tidak tergoda oleh kesuksesan dirinya sendiri yang ada di depan mata seperti disampaikan Simon Cowell. Dia tetap menjaga komitmen kebersamaan. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri tetapi mempunya empati dan kepedulian terhadap pasangannya.

Kedua

Perkataan Simon sangat sesuai dengan kondisi kita saat ini. Terkadang kita lebih mengandalkan otak kita. Seolah-olah otak kitalah yang paling benar. Semua dihitung dan diperhitungkan dari logis tidaknya, masuk akal atau tidak tanpa mendengarkan suara hati terdalam kita. Dalam kehidupan ini ternyata kita perlu lebih mementingkan suara hati kita. Hal ini terbukti dari kisah Jonathan dan Charlotte. Mereka berdua berhasil sampai babak grand final Britain's Got Talent. Mungkin hal ini tidak akan terjadi jika Jonathan memilih untuk tampil sendirian.

Mengingat kisah ini, aku teringat dengan tim Sinambung Indonensia. Setelah menjadi teman satu kantor di sebuah yayasan, kami merasa perlu untuk mewujudkan mimpi, menghidupi passion dengan mendirikan sebuah lembaga sendiri.  Semua berangkat dari kepedulian kami terhadap perlunya pengembangan dunia pendidikan yang semakin baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun