Setidaknya terdapat dua hal yang terjadi pada manusia dalam dunia tidur, yaitu mereka yang gampang tertidur atau orang Indonesia menyebutnya dengan 'Pelor' atau Nempel Langsung Molor dan mereka yang susah tertidur walaupun sudah mencoba untuk waktu yang lama. Kebiasaan ini mungkin tidak lahir begitu saja atau dengan kata lain hal ini terjadi karena masalah kesehatan seseorang (misalnya gaya hidup) yang pada akhirnya mempengaruhi kebiasaan tidur dan berdampak pada kesulitan tidur.
Seperti Randy Gardner, seorang pemegang rekor sebagai orang yang tak tidur terlama di dunia tanpa stimulan apapun selama 11 hari 25 menit. Randy adalah contoh kecil dari banyaknya orang-orang yang memiliki kesulitan tidur yang beragam.Â
Menurut survey yang dilakukan CNNIndonesia , 35% orang Indonesia mengalami kesulitan tidur karena masalah keuangan menjadi salah satu penyebabnya. Masalah lainnya yang terkait adalah gejala kurang piknik atau kurangnya liburan yang menempati posisi kedua sebagai penyebab orang sulit tidur sebanyak 27%. Posisi ketiga ditempati oleh masalah pekerjaan sebesar 21% dan masalah percintaan sebesar 17%.
Memang terdapat cara tradisional yang dahulu dapat dilakukan oleh mereka yang kesulitan tidur, seperti membaca buku cerita, minum susu hangat, sampai mendengarkan dongeng (bedtime stories). Namun jika cara tersebut tidak berhasil, maka cara lain yang dilakukan adalah dengan menghitung domba dalam pikiran.Â
Obat tidur pun tidak jarang menjadi jalan pintas untuk memudahkan seseorang dalam tidur. Tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa obat tidur dapat menimbulkan ketergantungan jika digunakan dalam dosis yang tidak dianjurkan. Pada akhirnya setiap orang akan berusaha untuk mencari cara ampuhnya masing-masing agar mudah untuk tidur, terlebih dengan kegiatan setiap orang yang berbeda dan beragam. Sekitar 36% orang memilih mendengarkan musik yang menenangkan. Sekitar 32% berusaha mengatasi kesulitan tidur dengan mengatur jam tidur.
Tidak hanya setiap individu yang memiliki cara sendiri untuk tidur, setiap negara juga memiliki cara yang berbeda. Â Di India, misalnya. mereka lebih memilih untuk melakukan meditasi sebelum tidur agar memudahkan mereka di saat waktu tidur. Meditasi memang dikenal dapat membantu menenangkan pikiran dan meredakan stres seseorang sehingga tubuh akan merasa lebih relax dan mudah untuk tidur. Dikutip dari laman Harvard Health Publishing, menurut Direktur emeritus Harvard yang berafiliasi dengan Benson-Henry Institute for Mind Body Medicine, Meditasi adalah salah satu rangkaian teknik yang membangkitkan respons relaksasi.
Masyarakat Polandia dan Tiongkok memilih mengatasi masalah tidur dengan meningkatkan kualitas udara karena menganggap bahwa sulit tidur tidak hanya dipengaruhi oleh masalah internal seperti pikiran, sakit, dan lain sebagainya tetapi juga masalah eksternal, termasuk udara. Sekitar 6-10 orang di dunia memilki masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap tidur mereka seperti Insomnia dengan presentase 26% persen pada orang dewasa. Selain Insomnia, mendengkur juga merupakan masalah kesehatan yang mengganggu kualitas tidur.
Dalam keadaan kualitas dan kuantitas tidur seseorang terganggu akan berdampak bagi aktivitasnya yang ikut terganggu. Akhirnya, banyak yang memiliih untuk melakukan serangan balas dendam dengan cara tidur lebih lama di hari libur. Padahal, menurut Matthew Walker, Ahli saraf Inggris dan direktur Center for Human Sleep Science di University of California, Berkeley yang dikutip dari Esquire , tidur bukanlah hal dimana kita bisa mengumpulkan hutang tidur kemudian membayarnya suatu hari nanti. Persoalan tidur seperti kepingan puzzle dalam permainan puzzle, dimana bagian tersebut penting bagi kesehatan namun banyak yang tidak menyadarinya sebagai sebuah penyakit jika tidak terpenuhi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H