Mohon tunggu...
monica cicilia
monica cicilia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dilema Pembajakan Drama Korea, Antara Fakta dan Realita

19 Maret 2018   17:28 Diperbarui: 20 Maret 2018   15:39 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (viki.com )

Drama Korea menjadi salah satu industri hiburan yang sangat dinikmati, tidak hanya oleh masyarakat Korea Selatan Sendiri, tetapi juga masyarakat di belahan negara lainnya. Hal ini dikarenakan kekuatan dari Gelombang Budaya Korea (Hallyu) dengan cerita drama koreanya yang berhasil memikat banyak orang untuk menonton. 

Namun permasalahannya adalah, mereka yang bukan warga negara korea akan kesulitan untuk menikmati drama korea kesayangannya karena hanya ditayangkan di stasiun televisi Korea Selatan. Hal inilah yang menyebabkan paktik pembajakan drama korea kerap kali terjadi. Terlebih drama korea yang ilegal disebarluaskan itu disertai dengan berbagimacam bahasa di penjuru dunia, sehingga semakin memudahkan setiap orang untuk menonton tanpa perlu kebingungan dengan percakapan pemainnya. 

Praktik pendistribusian secara ilegal ini menjadi dilema besar bagi korea selatan. di satu sisi, berimbas kepada masa depan sineas Korea Selatan karena dinilai merugikan (terutama dari penjualan DVD asli) dan mereka tidak mendapatkan royalti dari distribusi ilegal tersebut. Namun di sisi lain, salah satu cara agar drama korea ini dikenal oleh masyarakat global dengan mudah adalah lewat drama-drama korea bajakan.

Dikutip dalam CNNIndonesia Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang Beom berpendapat bahwa praktik distribusi ilegal ini lebih banyak memberi kerusakan daripada keuntungan terhadap industri hiburan korea selatan. Meski demikian, Kim tidak menyalahkan mereka yang melakukan praktik tersebut karena lewat cara itulah mereka menyalurkan rasa senangnya pada industri hiburan Korea Selatan, terutama Drama Korea.

Menurut Country Head VIU Indonesia, Varun Mehta sebagai penyedia layanan video-on-demand (VOD) legal akan terus berupaya melakukan inovasi dan strategi sehingga bisa mengalahkan situs-situs bajakan yang beredar luas di masyarakat global dan para penikmat drama korea lebih memilih mengakses platform yang telah disediakan daripada memperoleh dari situs bajakan. Berdasarkan riset yang dilakukan VIU, dihasilkan fakta bahwa mereka mengakses situs bajakan bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena kontennya belum tersedia secara legal.

Varun berkomitmen bahwa Konten VIU akan menyediakan seluruh drama korea dalam 8 jam setelah jam tayang aslinya dan berfokus dalam menyediakan konten berkualitas tinggi serta akses yang sangat cepat. VIU juga akan menerapkan model pasar premium untuk Indonesia, di mana bagian dari kontennya dapat diakses secara gratis maupun berbayar, mulai dari Rp30ribu per bulan. Hal ini dilakukan agar para penikmat drama korea yang kecanduan akan secara sukarela membayar untuk sesuatu yang mereka suka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun