Perjudian kartu remi, terutama di kalangan masyarakat menengah ke bawah, telah menjadi fenomena yang tidak bisa diabaikan. Aktivitas ini sering kali dianggap sebagai bentuk hiburan murah meriah dan sarana sosialisasi di tengah tekanan ekonomi yang terasa oleh banyak individu dalam lapisan masyarakat ini. Namun, di balik keasikan bermain kartu, perjudian ini juga menyimpan dampak sosial yang perlu diperhatikan. Bagi sebagian kalangan menengah ke bawah, perjudian kartu remi menjadi pelampiasan dari realitas kehidupan yang sulit.Â
Dalam suasana kehidupan yang serba terbatas, permainan kartu sering kali dianggap sebagai pelarian sementara dari beban masalah sehari-hari. Aktivitas ini menyatukan orang-orang dalam suatu komunitas kecil, menciptakan ruang di mana mereka dapat melupakan sementara tekanan hidup yang membebankan. Namun, di sisi lain, ahli psikologi dan sosiolog seringkali menyoroti dampak negatif dari perjudian, terutama jika menjadi kebiasaan yang tidak terkendali.Â
Permainan kartu, meskipun pada awalnya mungkin dianggap sebagai bentuk hiburan ringan, dapat berkembang menjadi kecanduan yang merusak. Ahli kesehatan mental memperingatkan bahwa perjudian kronis dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi, mengintensifkan masalah yang mungkin telah ada dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah utama yang perlu dicermati adalah potensi adiksi yang terkait dengan perjudian kartu di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, kecenderungan untuk mencari pelarian dari kenyataan melalui permainan kartu dapat meningkat. Ini menciptakan lingkungan di mana individu-individu dengan keterbatasan ekonomi menjadi lebih rentan terhadap masalah kecanduan perjudian.Â
Dampak finansialnya dapat merugikan secara signifikan, menyebabkan penumpukan utang dan memperburuk ketidakstabilan ekonomi yang telah ada. Selain itu, aspek sosial dari perjudian kartu di masyarakat menengah ke bawah juga memicu pertanyaan etis.Â
Permainan kartu sering kali melibatkan taruhan uang, dan ketidakmampuan untuk mengelola perjudian dapat menciptakan ketegangan dan konflik dalam hubungan sosial. Persaingan yang ketat, terutama jika dipadukan dengan kegagalan finansial, dapat merusak persahabatan dan hubungan keluarga. Dalam beberapa kasus, perjudian dapat menjadi pemicu untuk terjadinya tindakan kriminal atau perilaku tidak etis lainnya.
Dalam menanggapi kompleksitas perjudian kartu remi di kalangan masyarakat menengah ke bawah, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pemahaman akan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat tersebut.Â
Pemerintah dan lembaga terkait harus mengambil peran lebih aktif dalam memberikan edukasi tentang dampak perjudian dan menyediakan sumber daya untuk membantu individu yang terjerat dalam kecanduan ini. Program-program rehabilitasi, dukungan konseling, dan pelatihan keterampilan keuangan dapat menjadi langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh.
Dalam mengakhiri opini ini, kita harus menyadari bahwa perjudian kartu remi di kalangan masyarakat menengah ke bawah bukanlah fenomena yang dapat diatasi dengan pendekatan satu dimensi. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan, mengakui pentingnya menjaga keseimbangan antara hiburan dan kesejahteraan sosial.
Opini ini ditujukan sebagai bentuk tugas pengganti UAS MK Patologi Sosial Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya dengan Dosen Pengampu Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd., Ph.D dan Mega Nurrizalia, S.Pd., M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H