Dalam tulisan ini, kita tidak mempertanyakan keberadaan Tuhan. Karena pengakuan Kejadian 1:1 "Pada mulanya adalah Allah" sudah cukup menyatakan keberadaan-Nya. Sementara penyangkalan para atheis akan keberadaan Tuhan justru mempertegas keberadaan-Nya. Karena tanpa keberadaan Tuhan mereka tidak akan dapat melakukan penyangkalan, sebaliknya karena Tuhan ada maka para atheis dapat menyangkal apa yang sudah ada.
Pembahasan kita di sini adalah "Sebelum Tuhan menjadi bayi (manusia)" Ia sudah ada. Keberadaan Kristus sebagai Allah yang kekal sudah ada jauh sebelum "segala sesuatu ada". Karena itu tulisan ini akan fokus pada kebenaran dari perkataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 8:58 "Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada".
Kita akan melihat kebenaran dari pernyataan Kristus tersebut dalam lima sudut pandang. Sudut pandang pertama dari sisi sejarah.
       a. Sudut pandang Sejarah
Tuhan Yesus berumur 31 tahun saat Ia mengatakan "Aku sudah ada sebelum Abraham ada", sementara Abraham hidup 1400 tahun sebelum Kristus. Akal sehat kita bertanya bagaimana mungkin Yesus sudah lebih dahulu ada, sebelum Abraham ada?
Kita menjawab, Alkitab selain sebagai firman Tuhan, ia juga merupakan buku sejarah. Ia merupakan salah satu "tulisan sejarah" yang paling tua yang masih ada sampai saat ini. Karena itu, berdasarkan catatan sejarah yang cukup tua ini, kita diberitahu bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham ada, sebagai mana yang tertulis dalam Yohanes 8:58.
Alkitab sebagai buku sejarah mencatat:Â
- Tuhan Yesus sudah ada di taman Eden.
Kejadian 3:8 mencatat Tuhan Allah berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk. Dalam ke-Allahan hanya Yesus yang memiliki tubuh, Allah Bapa dan Roh Kudus tidak memiliki tubuh. Karena itu Tuhan Yesuslah yang mengunjungi Adam dan Hawa di taman Eden. Adam dan Hawa bersekutu dengan Tuhan Yesus, mereka dapat melihat Tuhan dalam wujud manusia.