Pernahkah Anda mendengar tentang berpikir di luar kotak (Out of the box)? Kalau Anda pernah mendengarnya, maka Anda juga pastinya tahu ketika pola berpikir liberal/bebas tanpa rambu-rambu  Alkitab akan menghasilkan pemikiran liar dan tentu saja akan menghasilkan sebuah gereja yang berpikirnya "out of the box."
Tapi kita yang waras tahu, mereka sebenarnya sedang berpikir di dalam kotak yang bernama "berpikir di luar kotak". Kita juga tahu jargon "berwawasan luas" yang mereka alamatkan kepada diri mereka ini sebenarnya sempit, karena hanya berlaku bagi mereka dan golongan mereka saja, jadi apa yang  mereka maksud "berwawasan luas" hanyalah iklan untuk mempromosikan pandangan bebas/liberal mereka saja. Mari kita lihat gereja modern hasil dari "berpikir out of the box". Semoga Anda tidak ada di dalamnya.
Suatu malam seorang "kristen" yang menyebut dirinya "kristen yang berwawasan luas" bermalam di sebuh hotel, sangkin lelahnya dia tertidur, dia bermimpi dan dalam mimpinya, ia  menjadi seorang pemimpin pujian/Worship Leader (WL) dalam sebuah gereja yang memiliki hukum "tidak ada aturan". Ini gereja out the box pertama di daerah mereka dan karena  lelapnya semakin dalam, ia pun bermimpi semakin dalam. (Yok, kita masuk ke mimpinya).Â
Selamat datang di gereja modern, kata seorang remaja (penerima tamu) kepada seorang janda kaya, silahkan duduk dimana saja yang ibu suka. Si janda kaya yang seperti emas berjalan ini pun duduk di tengah sebelah kiri. Beberapa pasang mata melirik kepada janda kaya ini. Ibu yang berpakaian biru muda yang ada di sampingnya berkata kepadanya "Kebayanya halus sekali, beli dimana"? Karena belum masuk ibadah, rumpi pun dimulailah.
Sementara itu, remaja penerima tamu melihat seorang gadis belia memasuki pagar gereja, gadis itu menawan hatinya tapi sayang dia datang bersama kekasihnya. Dia menyambut dan mempersilahkan mereka masuk. Dalam hatinya gadis itu sungguh sangat cantik. Dengan baju setengah jadi seperti itu, belahan dada dan belahan paha yang terpancar dari tubuh di gadis membuat hampir semua mata melirik mengagumi keindahan tubuh si gadis. Si remaja begumam dalam hati "betapa indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini".
Lalu, datanglah seorang duda yang berumur 45 tahun, menghampiri si remaja penerima tamu tersebut. Duda ini berkata (dengan canda) "bolehkah saya masuk ke gereja modern kita ini". Oh, boleh, ini gereja untuk semua orang, tanpa membedakan ras dan golongan. Si remaja ini menjawab begitu karena ia melihat tubuh si Duda sudah dilumuri oleh Tato. Padahal baru seminggu yang lalu, si Duda masih memiliki kulit yang bersih dari kotoran Tato. Dia pun langsung mengetahui "Oh iya, kemarin pendeta "A" khotbah, dia bilang tato itu seni. Duda ini langsung mempraktekkannya, mantap.
Sementara itu seorang gadis remaja datang bersama ayah dan ibunya. Mereka di sambut oleh remaja kita ini. Si gadis kecil belia yang baru melek ini baru saja melewati pintu gereja harum semerbak sudah memenuhi ruangan tersebut. Dengan gaun indah mewah seperti "bidadari sorga" dia masuk dan menjadi salah satu pusat perhatian. Dia sungguh senang dan riang gembira ada di gereja modern seperti ini.
Akhirnya datanglah seorang tamu yang diundang oleh pendeta gereja modern tersebut. Dia seorang ayah dari dua orang putri dan seorang suami yang sayang istri. Dia adalah seorang gembala dari gereja konservatif dari kota seberang.
Majelis gereja melihatnya dari jauh, langsung mengenalinya dan bertanya dalam hati "Mengapa dia datang ke sini"? (Oh iya, mereka ini adalah tetangga). Majelis tersebut berbisik kepada pendetanya "Mengapa dia yang bapak undang"? Supaya kita melihat pandanganya yang kolot (konservatif) itu "sahut pendetanya".
Sebelum ibadah mulai pendeta gereja modern ini mempersilahkan gembala gereja konservatif ini untuk duduk di sampingnya, serta memperkenalkannya dengan para majelis dan jemaat yang hadir di gereja modern tersebut.