Mohon tunggu...
Monalisa Aprilyanti Sianturi
Monalisa Aprilyanti Sianturi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kelapa Sawit di Indonesia: Menjembatani Ekonomi dan Keberlanjutan Lingkungan

22 Oktober 2024   21:24 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:57 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor kunci bagi ekonomi Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan masyarakat, terutama di daerah pedesaan (Palmoilina, 2024). Namun, di balik peran ekonominya yang besar, industri ini juga menghadapi kritik terkait dampak lingkungan dan sosial yang menyertainya. Kelapa sawit sering dikaitkan dengan isu deforestasi, penurunan Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor kunci bagi ekonomi Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan masyarakat, terutama di daerah pedesaan (Palmoilina, 2024). Namun, di balik peran ekonominya yang besar, industri ini juga menghadapi kritik terkait dampak lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta emisi karbon dari konversi lahan dan pembukaan hutan, yang mengundang perhatian global dan menimbulkan perdebatan berkepanjangan.

Seiring berkembangnya isu keberlanjutan, pemerintah dan pelaku industri telah melakukan berbagai upaya perbaikan, seperti penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk memastikan praktik yang lebih ramah lingkungan dan sosial (Bagaskara, 2024). Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait sengketa lahan, praktik perkebunan yang masih belum sepenuhnya berkelanjutan, serta kebutuhan untuk meningkatkan transparansi dalam rantai pasok.

Di tengah beragam narasi dan informasi yang beredar, memahami industri kelapa sawit secara objektif dan berbasis data menjadi penting. Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat mengevaluasi kontribusi serta tantangan dari sektor ini secara seimbang, tanpa terjebak pada misinformasi atau stigma negatif yang mungkin tidak sepenuhnya akurat.

Fakta Penting tentang Industri Kelapa Sawit Indonesia

1.Kontribusi Ekonomi yang Signifikan

Kelapa sawit memberikan kontribusi devisa yang signifikan bagi Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya pada September 2024 tercatat sebesar USD 1,38 miliaratau setara dengan Rp 21,4 triliun (dengan kurs Rp 15.515). Walaupun terjadi penurunan volume ekspor menjadi 1,49 juta ton dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,97 juta ton, kontribusi ekspor CPO masih mencapai 6,62% dari total ekspor nonmigas Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, menyatakan bahwa prospek ekspor kelapa sawit pada paruh kedua tahun 2024 akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi negara-negara importir CPO. Tren penurunan ekspor secara tahunan ini menggarisbawahi dinamika pasar global dan tantangan yang dihadapi industri kelapa sawit di tengah fluktuasi harga CPO, yang pada September 2024 mengalami kenaikan menjadi USD 932,05 per ton dibanding bulan sebelumnya yang sebesar USD 898,90 per ton (Gunawan, 2024).

2.Penyediaan Lapangan Kerja dan Pemberdayaan Petani Kecil 

Di Indonesia, kelapa sawit menyediakan lebih dari 16 juta lapangan pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung, yang sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah pedesaan. Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), sekitar 41% perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh petani kecil. Dukungan pemerintah melalui berbagai program pemberdayaan dan kemitraan dengan perusahaan besar semakin memperkuat peran petani kecil dalam rantai pasok industri ini (GAPKI, 2024).

3.Produktivitas Lahan yang Lebih Tinggi 

Salah satu keunggulan kelapa sawit dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, seperti kedelai dan bunga matahari, adalah produktivitas lahannya. Data dari Asian Agri menunjukkan bahwa kelapa sawit dapat menghasilkan 4,17 ton minyak per hektar per tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan minyak kedelai yang hanya sekitar 0,39 ton per hektar. Hal ini berarti bahwa kelapa sawit memerlukan lahan yang jauh lebih sedikit untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia, yang dalam jangka panjang dapat mengurangi tekanan konversi lahan pertanian baru (PASPI, 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun