Mohon tunggu...
Monalisa
Monalisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Indonesia Darurat Pemerkosaan

5 Juni 2016   17:46 Diperbarui: 5 Juni 2016   17:59 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Miris” satu kata yg tepat untuk mewakili perasaan saya saat ini atas maraknya kasus pemerkosaan yg terjadi di era globalisasi ini. Bayangin aja deh udah beberapa bulan ini indonesia lagi darurat kejahatan seksual yg terjadi di sejumlah daerah di indonesia. Nggak usah jauh-jauh deh kita ambil contoh aja sama kasusnya yuyun. Adek kita yg masih duduk dibangku smp ini menjadi korban pemerkosaan yg melibatkan 14 orang pemuda sekaligus. Mereka memperkosa yuyun dengan cara yg amat keji serta tak berprikemanusiaan, bahkan yg lebih memilukannya lagi yuyun menghembuskan nafas terakhirnya ditangan para pemuda tak bermoral dan hilang akal tersebut. Menyedihkan sekali bukan?, saya bener-bener nggak habis pikir dengan para pelaku tersebut, gimana bisa dia ngelakuin hal yg nggak semestinya dengan seorang gadis yg bahkan masih dibawah umur. Dan menurut saya secara tidak langsung pemerintah turut terlibat atas terjadinya kasus ini. Kenapa saya bilang begitu,karena banyak sekali faktor-faktor yg mempengaruhi tindak asusila tersebut diantaranya:

1. Banyaknya situs-situs porno yg dengan mudah bisa diakses melalui internet. Contohnya: game online, coba deh kalian perhatikan dengan teliti lagi, percaya nggak percaya, secara tidak langsung game online bisa mengotori serta merusak moral anak bangsa. Kenapa? Itu bisa dilihat dari tokoh-tokoh wanita yg super duper seksi dalam game online tersebut. Yg kemudian akan menimbulkan imajinasi-imajinasi liar yg negatif. Yg selanjutnya akan memunculkan suatu perilaku yg menyimpang yg tentunya akan merugikan diri sendiri terlebih orang lain. Dan yg lebih memprihatinkan lagi adalah konsumen dari game online tersebut adalah anak-anak dan juga remaja yg merupakan generasi penerus bangsa ini. Amaizing banget kan, ckckckck.

2. Masih banyak penduduk indonesia yg memiliki masalah finansial dalam kehidupan sehari-hari mereka. Contohnya seperti daerah-daerah terpencil yg ada di indonesia. Yg kurang menjadi perhatian bagi pemerintah kita. 

3. Rendahnya tingkat pendidikan di indonesia baik itu dari segi ilmu pengetahuan maupun keagamaan. Kita tau sendiri lah gimana kualitas pendidikan di indonesia yg semakin lama semakin menurun. Bukannya saya menjelekkan institusi pendidikan di indonesia, hanya saja saya berbicara dari fakta-fakta yg ada. Contohnya: banyak sekolah-sekolah di indonesia yg bangunannya tidak layak disebut sebagai sekolah atau dengan kata lain setengah hancur/bobrok. Selain itu jarak tempuh untuk menuju ke sekolah juga menjadi salah satu faktor yg menjadi momok bagi siswa. Itu terjadi karna sekolah dibangun jauh dari pemukiman penduduk. 

Kemudian adapun upaya-upaya yg dapat dilakukan pemerintah dalam memerangi tindak asusila tersebut. Diantaranya:

1. Pemerintah harus lebih teliti lagi dalam mengelola teknologi, seperti internet atau yg lainnya. Pemerintah juga harus memfilter mana yg memberikan dampak positif maupun dampak negatif bagi warga negara indonesia khususnya bagi generasi muda.

2. Bekali rakyat indonesia dengan pendidikan agama, moralitas serta ilmu pengetahuan. 

3. Mensensor atau meng-cut acara-acara yg tayang di televisi yg berbau porno serta tidak mendidik. Yg tentunya akan merusak mental dan moralitas masyarakat. 

4. Tetapkan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku pemerkosa tersebut. Seperti: kebiri, hukuman mati atau sebagainya, yg mencegah calon-calon pemerkosa lainnya untuk melakukan tindakan serupa. 

 

Okayy guyss sekian yg bisa saya sampaikan pada tulisan saya yg hancur ini, Hehehe semoga bisa bermanfaat bagi kita semua,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun