Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Ngitung Upah Guru Honorer, Kok Gitu Ya..?

25 Mei 2024   15:37 Diperbarui: 25 Mei 2024   15:57 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, besaran honor setiap jam pelajaran, masih sangat kecil, untuk hitungan dalam mingguan. Sekedar contoh, kalau seorang buruh pabrik dengan UMR sebesar 3,2 juta, mengandung makna gajinya itu adalah 800k/minggunya, atau 160k/harinya, atau disetiap jamnya digaji sebesar 20k. Dengan kata lain, upah guru honor itu adalah 1/4-nya dari buruh pabrik ! (karena dibayarnya hanya 1 minggu untuk hitungan per bulan). 

Bila, ini sekedar berandai-andai,  bila sekolah ada yang mampu memberikan honor sebesar 80k untuk setiap jamnya, maka bila dihitung normal untuk setiap pertemuan, seorang tenaga pendidik itu, akan mendapatkan upah sesuai UMR, yakni sebesar 3,2 juta (800k x 4 minggu). Dengan catatan, mengajar penuh setiap hari dalam satu minggu, untuk satu bulan lamanya.  Dengan hitungan serupa inilah, kita katakan  berikanlah upah gaji guru sesuai dengan jam kehadirannya dalam satu bulan, bukan  satu minggu (mewakili satu bulan).

Fakta yang ada saat ini, jelas, bahwa penggajian guru honor di lembaga pendidikan itu, (1) tidak ada rujukan yang adil bagi seorang tenaga pendidik, yang bekerja 1 bulan, namun dibayarnya hanya untuk setiap minggunya, (2) besaran honor di setiap minggunya, masih sangat kecil, sehingga, bila dikumulatifkan, nilainya akan jauh dari cukup, dan jauh dari harapan untuk bisa sejahtera.

Sehubungan hal ini, kita dapat menyuarakan bahwa merdeka belajar, belum diiringi dengan merdeka finansial bagi seorang tenaga pendidik. Hal itu, sehubungan dengan masih jauhnya pola penghitungan honor tenaga pendidik yang menyentuh UMR.

Melalui pemerdekaan dunia pendidikan, diharapkan, terbukanya pikiran pengelola lembaga pendidikan, dan juga perumus kebijakan untuk memperhatikan aspek yang sudah lama terjadi dan mengakar di masyarakat kali ini....

Iya,  betul, kemudian, ada pekikan, darimana sumberdananya, bila sekolah swasta itu, ternyata mengalami kesulitan dalam akumulasi dana untuk pensejahteraan tenaga pendidiknya ?! Masalah ini, seakan menjadi lingkaran setan di dunia pendidikan. Oleh karena itu, bisa jadi, soal utama kita hari ini, adalah "bila pemerintah tidak hadir di tengah pendidikan ini, maka masalah itu, akan sulit bisa dipecahkan, sampai kapanpun !!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun