Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hal Baik Jangan Dipilih, Kalau yang Buruk Harus Dipilih

7 Januari 2024   04:10 Diperbarui: 7 Januari 2024   06:36 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi di Persimpangan Jalan (Sumber: pribadi, bing.com)

Sore ini, memiliki kesempatan dengan anak-anak dari alumni madrasah. Alumni tahun kemarin. Enam bulan lalu lulusnya. Jadi, baru setengah tahun lalu berpisahnya. Karena itu, sesungguhnya sih, belum lama-lama amat berpisah. Jadi, penyebutan dengan istilah alumni pun, masih terasa canggung. Maklum, baru kemarin sore berpisah, sekarang kumpul lagi dengan membawa gelar atas nama alumni. Jadi, agak lucu juga, kalau kemudian mereka menyebutnya, reunian.

Kendati demikian itu, sah-sah saja. Karena secara formal pun, memang sudah alumni. Karena itu pula, bila mereka melakukan kegiatan kumpul-kumpul lagi, ya, sah juga disebutnya reunian.

Kalau baru sebentar berpisah, lantas apa uniknya reunian yang dilakukan ini? bukankan citra, karir atau kondisi diri kita pun, belum berubah banyak, atau belum beranjak beda dari beberapa bulan sebelumnya ?

Kendati  bisa jadi, ya, belum banyak perubahan yang terjadi, namun, pengalaman pribadi untuk 6 bulan terakhir itu pun, bukan sesuatu yang sederhana, dan bukan pula sesuatu yang bisa diabaikan. Karena ternyata, kendati baru 6 bulan, mereka yang hadir sudah memiliki cerita istimewa, atau tantangan hidup nyata, yang mereka hadapi.

Satu diantara sekian pengalaman yang terungkap, ada yang mengisahkannya bahwa "saat ini, dia sudah kuliah, dan bahkan, sambil kerja, " tuturnya, "tetapi, ternyata, pihak orangtua kurang berkenan dengan hal itu. Orangtua berharap, fokus saja dulu, tidak usah bercabang perhatian, khawatir ada masalah...."

Kisah ini memancing obrolan yang menarik. Satu sisi, memandang hal yang wajar, bila orang tua mengkhawatirkan masa depan anaknya.  Orangtua khawatir, kuliah anaknya menjadi terbengkalai, atau lambat lulus akibat sambil kerja. Kekhawatiran ini  perlu diperhatikan, dan perlu didudukkan persoalannya dengan baik, khususnya bila ketahanan ekonomi keluarga sudah mumpuni, dan kemampuan manajemen waktu pribadi kta, masih buruk.

Tetapi, lain cerita, manakala, kita sudah biasa dan sudah pernah belajar mengelola waktu. Bila dua hal ini, sudah pernah teralami dan terjalani, maka kekhawatiran orangtua itu, bisa dijawab dengan kepastian, akan kemampuan kita dalam menjalani proses hidup ini dengan baik, dan aman.

Sisi lain yang penting pula disampaikan di sini, bahwa saat kita berhadapan dengan pilihan hidup itu, perlu ada penekanan sikap dan prinsip hidup yang tepat. Salah satu opsi pikiran ini, adalah "jika dihadapkan pada pilihan yang baik, maka lebih baik jangan di pilih, tapi jika dihadapkan pada adanya pilihan yang buruk, maka wajib untuk memilih." Inilah prinsip kita, terkait dengan kemampuan kita dalam mengelola waktu.

Maksudnya apa?

Prinsip itu, mengacu pada tantangan hidup kita. Jika, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang positif, bila kita mampu mengelola waktu, maka tidak perlu dipilih. Ambil saja semua. Tidak usah mikir, dan tidak usah milih. Misalnya, lebih baik kuliah atau cari nafkah? atau ada yang lebih ekstrim lagi, lebih baik kuliah dulu, cari nafkah dulu, atau nikah dulu ? pertanyaan k ita, terhadap opsi-opsi tersebut, "apakah kuliah adalah sesuatu yang buruk ? apakah nikah adalah sesuatu yang buruk ? apakah cari nafkah adalah sesuatu yang buruk ?" 

Jika kita mengatakan bahwa ketiga hal itu adalah sesuatu yang positif, maka kenapa harus milih ? bila kita  mampu mengelola waktu, maka lakukanlah semuanya. Bukankah kita pernah melihat, ada orang yang bisa kuliah dan cari nafkah, padahal dia sudah nikah ? itu artinya, pilihan-pilihan itu, bukan sesuatu yang buruk, dan boleh saja untuk dilakukan semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun