Dalam banyak hal, atau kasus-kasus tertentu, tampaknya kita harus belajar dari masyarakat. Terdapat banyak perilaku masyarakat yang menarik, dan memberikan  pelajaran penting bagi kita semua.Â
Kesan ini sudah lama terendapkan, namun baru kali ini, bisa dituangkan. Nyatanya, saat berliburan dengan keluarga.
Â
Bentuk liburan tidak istimewa-istimewa amat, dan juga tidak jauh-jauh. Liburannya hanya renang, ke kolam renang, yang tidak jauh dari rumah. Tidak jauh. Di bilang tidak jauh, karena jangkau pun, bisa ditempuh dalam satu atau dua jam. Karena itu, andai pergi pagi hari, di sore hari pun, sudah bisa tiba dan kembali istirahat di rumah. Hanya sekedar itu. Tetapi, kesan perjalanan dan gambaran pengalaman ini, kembali terulang, dan terulang lagi.
Kali ini, berliburan di kolam renang  di Tasikmalaya. Taman Air ini, sederhana, tetapi menampilkan wahana yang cukup menarik, dan bisa dinikmati. Jalur tempuhnya gampang, dan mudah ditempuh oleh banyak pihak.
Iya, betul. Kolam renang itu, indah. Asyik untuk bermain.Â
Tetapi, hal yang menarik untuk diceritakan, pada saat itu, melihat kenampakkan yang sudah biasa, tetapi tidak masuk di nalar sebelumnya.
Coba di bayangkan. Anakku, yang perempuan, berusaha profesional gaya-anak-anak. Pakaian yang dikenakannya baju renang, dengan model pakai jilbab. Maklum perempuan. Sementara anak laki-laki, pakai baju renang dengan celana tertutup.
Alasan mereka cukup sederhana. Malu. Bahkan, anakku yang masih dibawa usia balita saja, untuk sekedar ganti pakaian harus ditutup handuk. alasan malu kelihatan orang.
Memang, wajar bila mereka mengatakan hal itu. Karena, selain anak-anakku itu, banyak ibu-ibu yang renang, yang mengenakan hal serupa. bahkan, ada ibu-ibu yang mengenakan cadar turut berrenang. Tak jauh dari kamari. Dia dengan penuh keceriaan, menikmati wahana air tersebut. Anak-anaknya sama pula, menikmatinya. Walaupun, agak sedikit aneh, anak yang seumuran anak perempuanku, tidak mengendakan baju seragam seperti yang anakku kenakan. Baju renangnya, biasa saja, tanpa kerudung.
Dikelompok lain. Ada ibu, remaja putri, atau anak-anak perempuan, yang sama-sama menikmati liburan di hari itu. Mohon maaf, fokus perhatian kepada kaum perempuan. karena di kelompok inilah, rasanya, identitas kelakuan atau citra kelakuan mudah dikenali. Di kalangan bapak-bapak, sulit dikenali, karena umumnya, mengenakan seragam yang sama dan standar saja. Maklum, mode pakaian olahraga bapak-bapak yaa...gitu-gitu aja.