Dalam satu group, muncul pertanyaan, apakah karya Artifficial Intelligence adalah karya human, atau karya digital ? atau dalam bahasa sederhananya, karya manusia atau karya mesin ?
Ada satu komentar dari seberang sana, "kita kan, cuma bermain kata-kata, yang membuat lukisan itu bukanlah kita, melainkan AI, jadi mana bisa kita mengklaim karya kita ?"
Seperti yang juga sudah pernah disampaikan sebelumnya, pertanyaan ini, akan menjadi salah satu  narasi besar dalam memosisikan intelektualitas manusia dan kemanusiaan dihadapan produk-intelektualnya sendiri.  Eksistensi manusia akan dihadapkan keberadaannya dihadapan robot berbasis AI, dan intelektualitas-alamiah manusia akan diuji keberadaannya dihadapan kecerdasan buatan (intelektualutas buatan). Karena itu, tidak mengherankan, bila kemudian muncul pertanyaan kritis, dan filosofi tadi. Manusia akan beraduhadapan dengan robot cerdas, dan karya otak manusia akan berhadapan langsung dengan kecerdasan buatan.
Kita tidak akan membincangkan masalah ini, terlalu jauh atau terlalu mendalam. Kita cukup untuk melihat bagaimana proses produksi karya digital berbasis AI. Mari kita cermati bersama.
"Adakah yang mengalami kesulitan dalam membuat karya digital berbasis AI ?"
Cukup ada, kalau tidak mau dikatakan sangat banyak, yang mengalami hal serupa ini. Hal itu, setidaknya tampak dan terjadi pada beberapa netizen, yang masih kesulitan untuk memaksimalkan teknologi AI dalam bing.com, atau aplikasi sejenis yang memfasilitas manusia dalam  membuat karya digitalnya.
"bagaimana ini, ?" , atau "kok bisa,?" ada lagi yang mengatakan, "aku dah coba, eh, tapi malah gak sesuai dengan apa yang diinginkan.." , atau ada cetusan-cetusan lain, yang menunjukkan bahwa tidak semua harapan pengguna pembuatan gambar berbasis AI dapat menghasilkan karya yang sesuai dengan yang diinginkannya.