Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

New World

Imajinasi di Era AI

12 Desember 2023   05:36 Diperbarui: 12 Desember 2023   05:49 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pribadi, image creator, bing.com

Dari gejala ini, ada beberapa point kritis yang perlu didiskusikan bersama. Pertama, tidak semua orang, dengan kapasitas intelektualiats alamiahnya mampu memaksimalkan fungsi AI. Ini adalah fakta. Setinggi apapun sistem operasi AI, tetap akan menghasilkan hal yang kurang memuaskan, manakala tidak didukung oleh keterampilan dari si pengguna (usernya).

Kedua, ada gejala kesenjangan antara kecerdasan alamiah dan kecerdasan buatan. Gejala ini, setidaknya dapat dilihat dari keluhan atau curhatan netizen saat menggunakan teknologi AI. Istilah yang --mohon maaf, mungkin tidak diingkan kita semua, ternyata intelektualitas alamiah kita, kemampuannya ada dibawah kecepatan dan kecermatan AI.

Ketiga, harus diakui kembali, bahwa kualitas hasil dari produk digital berbasis AI, akan dipengaruhi oleh kreativitas dari si penggunanya. Hal itu, setidaknya dapat dilihat, bahwa dengan aplikasi yang sama, misalnya bing.com, ternyata ada perbedaan keragaman karya. Ada yang mampu melahirkan karya digital yang luar biasa menakjubkan, dan ada yang biasa-biasa saja. 

Ilustrasi dalam tulisan ini, sesungguhnya ada yang masih sangat sederhana, polos dengan perintah (prompt) yang sangat sederhana. Bahkan, karya yang ada dalam tulisan ini, satu diantaranya adalah memintam prompt dari sahabat-sahabat netizen. Kemudian, kita pun melihat beberapa karya digital AI, dengan prompt yang kompleks dan detil,  yang kemudian melahirkan karya digital yang unik, dan menarik.

Berdasarkan pertimbangan itu, posisi kita, bisa ditegaskan bahwa sejatinya, tanpa kreativitas dari manusia sebagai usernya, maka karya digital tidak akan maksimal. Karena itu, karya serupa itu pun, dapat diklaim sebagai karya manusia, hanya saja mungkin penegasannya adalah karya manusia berbasis digital atau berbasis AI.

Apa perbedaan dengan karya lukis sebelumnya ? untuk memudahkan pemilahan, kita sebut, ada lukisan manual oleh tangan, ada  karya fotografik oleh kamera, dan ada karya digital berbasis AI.  Ketiga karya itu, pada dasarnya menggunakan teknologi, hanya berbeda instrumen yang digunakannya. Karya terdahulu menggunakan tangan, karya kedua menggunakan sensor camera, dan hari ini menggunakan instrumen AI.

eh, maaf, bagaimana tanggapan yang lain ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun