Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kegemesan Politik

3 Desember 2023   10:23 Diperbarui: 3 Desember 2023   10:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumbe : pribadi, image creator, bing.com

Dalam minggu-minggu terakhir, sejumlah orang dibuat emosinya naik turun. Bagi sebagian orang bisa terpancing emosi, dan sebagian orang lagi, membuat orang putus asa.  Khususnya, saat menyaksikan drama politik di negeri ini.

Lha, bagaimana tidak ?

Bisa jadi, sebagian orang  melihatnya, dunia ini adalah permainan. Kalimat ini, mungkin bersifat umum, dan setiap orang bisa memahami hal itu, dengan konteksnya masing-masing. Dunia ini adalah permainan, dan setiap orang  memainkan perannya masing-masing.  ada yang memainkan peran pembantu, dan ada pula yang memainkan peran utama, atau bahkan menjadi bagian dari sutradara dari sebuah kisah.

Satu waktu, kita melihat anak-anak kita, yang masih belajar di bangku play group (taman bermain), memainkan tarian di atas panggung. Hasil latihan selama berhari-hari sebelumnya, ternyata mampu menghasilkan tarian yang luar biasa. Eh, di luar kebiasaan. Tarian yang seharusnya, indah dimainkan, malah acak-acakan. Anak-anak dibawah usia itu, malah asik dengan gerakannya sendiri, kendatipun musik tariannya dialunkan sedemikian rupa kerasnya. 

Ya, begitulah, anak-anak kecil kita. 

Namun, apa respon penonton saat itu ? 

Luar biasa. Di luar dugaan. Ternyata, yang nonton, baik itu guru pendidiknya, atau orangtuanya, dan juga yang lainnya, malah dibubat ketawa-ketiwi bahagia dibuatnya. Mereka menikmati kekacauan alamiah yang dibuat oleh anak-anak, dalam memainkan tariannya.  Bahkan, sebagian diantara orangtua memberikan apresiasinya positif. 

"ih, bikin gemes, lihat anak-anak bocil bermain...." ungkapnya dengan penuh suka cita. Ungkapan serupa, hampir dinyaringkan senada oleh beberapa penyaksi permainan tersebut. 

Sudah tentu, ada yang  berpikiran agak serius dan ilmiah. "ah, tariannya, kurang menarik, latihannya kurang berhasil" ucapnya dengan nada kritis terhadap penampilan permainan tarian itu.

Dengan ragam penilaian itu, muncul pertanyaan, apakah, dengan kegagalan (jika mau dikatakan demikian) penampilan anak-anak PAUD dalam memainkan tarian dengan sempurna, kemudian kita memiliki ide untuk menghapus kegiatan pentas seni dan pentas tarian yang sekedar main-main belaka ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun