Imajinasi. Ini salah satu kunci yang bisa membantu keberhasilan seseorang dalam mengembangkan kreasi di zaman teknologi informatika. Kesimpulan ini, sangat terasa, setelah berhadapan dengan teknologi modern saat ini. Tanpa ada kemampuan imajinasi, seseorang akan sedikit memgalami kesulitan dalam memaksimalkan karya dan kemampuannya. Untuk sekedar contoh kecilnya, yaitu saat kita berhadapan dengan teknologi AI, yang memfasilitasi kita dalam membuat karya seni lukisan.
Sekedar contoh. Dalam beberapa hari terakhir ini, kita dihebohkan dengan tools yang disediakan google.com, dengan hadirnya bing.com. Aplikasi ini, merupakan satu diantara sekian perangkat berbasis Artificial Intelligence yang bisa dimanfaatkan secara gratisan oleh Masyarakat umum. Â Melalui bing.com ini, si pengguna bisa membuat karya rupa sesuai imajinasi kita.
Di sini mungkin, saya termasuk pelaku yang tidak mahir, dan telat. Setidaknya, demikianlah perasaan dan disclaimer ini dikemukakan, selepas melihat karya rupa yang bisa ditampilkan dalam tulisan kali ini, Selain itu, bila dibandingkan dengan karya-karya orang lain, yang juga sudah sama-sama dipublish, ternyata netizen lain sudah jauh melampaui kemampuan yang saya miliki. Hasil dan kualitas yang mereka tampilkan, unik, indah dan sangat menari. Sementara, hasil yang bisa ditampilkan di sini, masih sangat biasa-biasa saja.
Sekali lagi, ingin disampaikan di sini. Imajinasi itu penting. Imajinasi memiliki peran yang sangat nyata, dan terasa. Khususnya saat kita mencoba menggunakan aplikasi berbasis AI ini. Pengalaman pribadi saat akan membuat karya, seperti halnya yang ada dalam ilustrasi ini, ada beberapa point kerja intelektual yang perlu ditunjukkan.
Pertama, pelaku perlu menyusun logika berpikir dalam bentuk kalimat perintah. Istilah perintah bukan interogatif, tetapi pernyataan yang mengandung berita, yang akan dikerjakan oleh AI. Memang sudah ada tutorial tentang hal ini. Tetapi, untuk bisa menghasilkan karya rupa orisinal karya kita, membutuhkan imajinasi yang bisa diterjemahkan oleh teknologi AI. Â Imajinasi kita itu, perlu dituangkan dalam kata-kata yang kemudian, bisa diterjemahkan oleh bing.com.
Lha, bukankah ada kolom dialog sebagai alat bantu ? memang demikian. Tetapi, dalam prakteknya, untuk mewujudkan rupa sebagaimana yang kita inginkan, tetap membutuhkan keterampilan imajinatif dalam menyusun kalimat sesuai dengan maksud dan tujuan visualitas yang diinginkan. Inilah kerja intelektualnya !
Kedua, kalimat perintah, dihadirkan dengan bentuk kata sifat. Dengan kalimat serupa itulah, AI bisa bekerja. Kesalahan kita dalam menggunakan kata atau kalimat dari promt- di aplikasi itu, akan menjadi 'sampah-kata' yang diabaikan oleh aplikasi. Sehingga, bisa jadi, perintahnya banyak dan dirasa lengkap, namun tidak memiliki pengaruh terhadap karya rupa.
Ketiga, struktur kalimat atau logika itu, harus singkat, padat, dan tepat. Mengapa ? karena, bila sudah dituliskan kalimat perintah dalam logika aplikasi itu, akan sulit diwujudkan oleh "sistem berbasis AI", manakala sulit "dipahaminya.
Kejadian ini, sering saya alami. Saat ingin membuat sesuatu, namun si aplikasi itu (bing.com) tidak menghasilkan gambar sesuai dengan yang diinginkan. introspeksi diri, (1) mungkin saya belum paham dengan aplikasi itu, (2) bahasa yang dituliskan, komplikasi sehingga tidak mudah diterjemahkan oleh AI itu sendiri.