Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makhluk Homo-Vaccin: Monster atau Manusia Ideal?

24 Oktober 2020   05:31 Diperbarui: 24 Oktober 2020   05:49 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reuters/Kim Hong Ji

Untuk dua minggu ini, masyarakat kita sudah diramaikan dengan berita adanya agenda vaksinasi. Agenda vaksinasi, bukan saja terjadi di negara kita, tetapi di sejumlah negara lain, sudah mulai digembar-gemborkan. Bahkan, negara Korea Selatan sudah memvaksinasi dengan jumlah rencana sekitar 19 juta orang.

Namun demikian ada beberapa hal penting yang perlu dinarasikan di sini, dengan harapan masyarakat dapat memahami vaksinasi dengan tepat.

Pertama, vaksin bukan obat. Ini adalah pengetahuan dasar, yang perlu diketahui bersama. Dengan demikian, sasaran orang yang akan divaksin, sudah tentu bukanlah orang yang sedang sakit, melainkan orang yang masih sehat. Karena vaksin tidak mengobati orang sakit, melainkan mempersiapkan kekebalan tubuh pada seseorang.

Kedua, vaksin adalah merangsang kekebalan tubuh seseorang, dengan maksud supaya stamina dan imunitasnya semakin kuat, bila kemudian ada serangan virus.  Oleh karena itu, vaksin serupa dengan 'benteng pertahanan dalam tubuh kita' dalam mencegah serangan virus yang datang. Itulah vaksin.

Sejatinya, tidak perlua da kekhawatiran yang besar terhadap vaksin. Jika, vaksin itu sudah teruji aman. Hal ini, setidaknya karena dalam diri manusia modern, minimalnya sudah ada sekitar 7 jenis vaksin yang disuntikkan ke tubuh seseorang. Coba masih ingat gak, saat divaksin baiks ejak kecil hingga dewasa ini ?

Ya betul, ada di antara kita yang sudah divaksin influensa, pneumonia, hepatitis A dan hepatitis B, vaksin cacar, tetanus, difteri dan lain sebagainya.

Apakah ada efek samping dari vaksin-vaksin tersebut? efek samping ada, misalnya menyebabkan deman dalam beberapa hari, pegal-pegal, tetapi kemudian bisa pulih kembali. Kalau, ada penyakit bawaan, efek samping bisa "tak terduga".

Menurut berita, kasus vaksinasi di Korea Selatan minggu lalu, akibat dari vaksinasi virus corona itu, ada diantaranya yang meninggal dunia.  Menurut pihak kesehatannya, kejadian itu tidak ada kaitannay langsung dengan vaksinasi corona, tetapi lebih disebabkan karena ada penyakit penyerta.

Sehubungan hal ini, maka (1) Pemerintah harus selektif, menetapkan dan memilih vaksin yang akan digunakan, ah rasanya, ini sudah pasti, dilakukan demikian, (2) pihak Kementerian, harus selektif, dalam memilih kelompok sasaran, sehingga jangan sampai warga yang memiliki penyakit penyerta harus divaksin, nah yang inilah, para petugas lapangannya harus disiplin.

Di luar semua itu, pikiran saya malah melayang-layang ke satu pojok perenungan. Bisa jadi, dalam satu waktu, manusia itu akan divaksin oleh puluhan, bahkan ratusan vaksin. Bila demikian adanya, akankah, kita disuatu hari ini, menjadi monster yang terbentuk dari vaksin ? akankah kita menjadi homo-vaccin?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun