Mohon tunggu...
Ardi Atma
Ardi Atma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Putra Kelahiran Pangkal Pinang (numpang lahir doang) yang mulai kecil hingga menyelesaikan studi S1 di kota yogyakarta, sehingga sangat kental darah jawa dari pada darah sumatranya. Hidup di Jakarta selepas tamat dari S1 dan mulai mencari celah untuk bisa menaklukan kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisa Keuangan dalam Bisnis Waralaba

5 Juli 2012   05:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:16 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis waralaba adalah salah satu bisnis yang cukup menjanjikan dan mempunyai potensi besar untuk meraup rupiah dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu faktor yang menarik minat pebisnis untuk membeli franchise tertentu adalah sistemnya yang sudah teruji. Namun, kesuksesan bisnis ini tidak hanya terletak pada sistemnya saja, keseriusan dan usaha dalam mengelola waralaba juga menentukan kesuksesan bisnis tersebut. Sebelum memulai bisnis ini, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Salah satu aspek paling penting adalah analisa keuangan. Tidak bisa dipungkiri, bisnis waralaba memang sangat menggiurkan. Fakta membuktikan bawa sistem bisnis ini mampu mencapai omzet sampai Rp 4,1 trilyun setiap bulan. Tidak tanggung-tanggun, jumlah tenaga kerja yang mampu ditampung oleh bisnis ini hampir mencapai angka 1 juta. Jumlah tersebut memang sangat fantastis untuk ukuran bisnis kecil dan menengah. Apa reaksi Anda ketika pertama kali ditawari seseorang untuk berbisnis waralaba? Apakah Anda tertarik dan segera membeli waralaba tanpa perlu berpikir panjang karena sistemnya sudah terbukti? Kebiasaan ini seharusnya dihindari karena sistem teruji belum tentu mampu menjamin keuntungan besar setiap bulan. Jika Anda pebisnis sejati, Anda pasti akan melontarkan banyak pertanyaan dan menghitung seberapa besar keuntungan yang mungkin diraih dan apa saja risiko yang mungkin dihadapi nantinya. Waralaba hampir tidak ada bedanya dengan perdagangan saham yang menjadikan indeks saham sebagai acuannya. Sebagai pemilik modal, Anda menanamkan modal Anda dalam jumlah sekian juta rupiah kepada perusahaan/bisnis tertentu. Selain itu, Anda juga harus siap menghadapi segala risiko kerugian atau keuntungan dari bisnis tersebut. Namun, bisnis waralaba mempunyai resistensi pasar yang mungkin lebih besar daripada perdagangan saham. Seperti apakah analisa keuangan untuk waralaba? Sama sepertinya bisnis lainnya, analisa diterapkan untk memprediksi kinerja keuangan. Sebagai langkah awal, Anda bisa menggunakan BEP Analysis untuk membandingkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk balik modal dengan besarnya laba dari sistem bisnis waralaba. Meskipun konsepnya hampir sama dengan perdagangan saham, perhitungan untuk waralaba tidak serumit indeks saham. Perhitungan ini memang cukup sederhana dan tidak memerlukan kecerdasan matematis tingkat tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun