Mohon tunggu...
Ardi Atma
Ardi Atma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Putra Kelahiran Pangkal Pinang (numpang lahir doang) yang mulai kecil hingga menyelesaikan studi S1 di kota yogyakarta, sehingga sangat kental darah jawa dari pada darah sumatranya. Hidup di Jakarta selepas tamat dari S1 dan mulai mencari celah untuk bisa menaklukan kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisa Pasar Bisnis Ternak, Investasi Tradisional Menggiurkan

22 Agustus 2011   07:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="analisa pasar bisnis sapi"][/caption] Mungkin anda berpikir bahwa beternak atau mengolah perkebunan adalah suatu pekerjaan kuno dan tidak keren sama sekali, tapi cobalah anda mengamati analisa pasar bisnis tersebut terlebih dahulu sebelum benar-benar memutuskan kemana harus berinvestasi. Hal pertama yang akan disorot untuk analisa pasar bisnis ternak adalah peluang keberhasilan dan perolehan profit. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memerlukan kebutuhan pokok akan pemenuhan nutrisi dan gizi yang baik bukan. Jumlah manusia dari hari ke hari semakin bertambah dan berbanding lurus dengan meingkatnya kebutuhan pangan dan nutrisi mereka. Dalam hal ini sektor peternakan merupakan salah satu yang berpengaruh besar untuk mencukupi kebutuhan pangan, minuman, dan sandang, maka tidak akan susah bagi Anda untuk memasarkan produk hasil peternakan. Sudah barang tentu semua produk peternakan memiliki nilai jual, namun berbicara mengenai bisnis orang akan tertarik mencari komoditas yang memiliki nilai jual tertinggi bukan? Menurut analisa pasar tentang selera konsumen akan produk ternak, produk telur dan daging ayam menempati urutan pertama, disusul dengan produk susu sapi, daging sapi, dan kemudian daging kambing. Ayam menempati urutan pertama dikarenakan harga produknya lebih murah diganding sapi atau kambing. Satu telur ayam biasanya bernilai Rp1000,- dan daging ayam sekitar Rp30,000 per ekor (utuh). Bayangkan saja, menurut hasil survey di pasar dan toko, setiap harinya paling tidak toko eceran bisa menjual sekitar minimal 10kg ayam sedangkan daging ayam mudah dipasarkan mengingat tidak hanya rumah tangga saja yang menjadi customer tapi juga bisnis lain. Untuk mempermudah distribusi Anda bisa bekerjasama dengan rumah makan, warung kecil, sampai restaurant dan hotel. Jika Anda memiliki modal besar, bisnis sapi dan kambing juga mampu menghasilkan untung jutaan. Selain lebih tahan penyakit dan virus dibanding ayam, harga jual anakan satu sapi bisa lebih mahal dari harga Smartphone Anda. Selain itu menurut analisa pasar, hewan ternak memilik harga jual sampai tiga kali lipat atau lebih pada saat tertentu seperti hari raya dan Idul Adha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun