Mohon tunggu...
Ardi Atma
Ardi Atma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Putra Kelahiran Pangkal Pinang (numpang lahir doang) yang mulai kecil hingga menyelesaikan studi S1 di kota yogyakarta, sehingga sangat kental darah jawa dari pada darah sumatranya. Hidup di Jakarta selepas tamat dari S1 dan mulai mencari celah untuk bisa menaklukan kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Minyak Bumi dan Gas semakin Menurun Pengaruhi Saham Ruble Rusia

26 Agustus 2011   03:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak krisis yang terjadi di Mesir akibat rezim pemerintahan yang gagal mengakomodasi keinginan rakyat sampai berita kisruhnya politik dan kestabilan di Libya, berita ekonomi mencatat penurunan keadaan ekonomi, devisa, serta jatuhnya keadaan saham di dua negara tersebut. Beruntung Mesir yang akhirnya dapat menguasai keadaan dan memperbaharui pemerintahan yang baru yang berdampak pada perbaikan keadaan juga. Namun kegagalan Libya kemudian berpengaruh pada berita ekonomi dunia yaitu menurunnya komoditas export utama dunia, minyak bumi dan gas. Banyak perusahaan yang bergantung pada kebutuhan minyak dan telah berinvetasi banyak dalam minyak dan kemudian mengalami kerugian akibat menurunnya saham minyak. Saham minyak yang kemudian terus menerus turun sampai saat ini mengakibatkan hengkangnya para investor dalam perdagangan minyak dan beralih ke emas. Semakin buruknya keadaan minyak dan gas ternyata juga berpengaruh significant terhadap penurunnan saham di Ruble Rusia, Soviet, dan sekitarnya. Minggu ini berita ekonomi mencatat bahwa penururnan Russian ruble semakin parah seiring menurunnya harg minyak sampai titik di bawah $81 per barel nya. Mengapa bisa demikian? hal ini dikarenakan minyak bumi dan berbagai macam produk nya merupakan salah satu export revenue terbesar Russia. Namun, kenyataan pahit harus dialami Rusia ketika didapati harga minya menurun sampai 2.4% sebelum pada akhirnya diperdagangkan di pasar global. Tidak hnya itu, harga minya mentah di beberapa berita ekonomi mengalami kenyataan yang lebih pahit lagi, yaitu menurun sekitar 5.7% pada minggu ini. Hal ini membuktikan bahwa pada empat minggu terakhir tidka ada perubahan yang baik malahan justru semakin menurun. Hal ini membuat mata uang Russia menjadi semakin lemah. Pada tanggal 19 agustus lalu didapat perununan sebesar 1.3% dan dalam total satu minggu ini telah mengalami penurunan total sebanyak 0.2% dibandingkan dengan minggu lalu. Melihat kenyataan ini nampaknya para investor semakin enggan bermain di pasar saham minyak Rusia dan memperkirakan bahwa akan terjadi penurunan yang terus menerus. Apakah hal ini benar terjadi? Pastikan anda tetap menyimak berita ekonomi terkini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun