Dinding - dinding bisu , menemaniku membuka lembaran kelabu
dahulu, kurasakan mereka bernyanyi untuku......
menghalau sepi yang meregang pilu
Entah bagaimana bisa aku setegar batu...
menahan beban rindu
padahal kelopak - kelopak dusta telah merekah untukku
menyebarkan aroma wangi perselingkuhan darimu...
aku tetap menunggu
*******
Dinding - dinding itu ,dahulu pernah berbisik padaku
aku hanya terpaku...
kurasakan butiran airmataku dingin membeku....
terbayang peluhmu denganya diperaduanku
ingin kuhempas sutra indah .. menjadi debu
namun hatiku luruh , kala wajah sesalmu menghiasi doaku
*******
Dinding - dinding itu, kini hanya diam membisu
mendekapku dalam ragu....
tak ada lagi suara, bisikan apalagi nyanyian pengisi sepiku
pohon cintaku kini dipenuhi benalu
ketika cinta kita mengering , daunya berguguran satu persatu
*******
Dinding -dinding bisu, lihatlah aku....
aku yang telah setia berkeluh kesah padamu
aku yang telah berceloteh tentang kebodohanku
tetaplah membisu !
biar  kisah ini segera berlalu, berganti kisah baru
***** Â move on ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H