Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Korean Enthusiast | Cerebral Palsy Disability Survivor

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com www.wahkorea.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Gak Dapat Uang, Apa Untungnya Menulis di Kompasiana?

27 Desember 2024   13:01 Diperbarui: 27 Desember 2024   13:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana sarana eksistensi jurnalis warga. Bisa digunakan untuk memberikan saran terhadap pelayanan publik. Sumber : Dok. Pri

Seseorang bertanya kepadaku dengan pertanyaan seperti judul di atas. "Apa untungnya menulis di Kompasiana, kalau tidak dapat uang?" tanyanya di kolom komentar story Instagram. 

Kabar baiknya dia menanyakannya di komentar Instagram Story yang sifatnya privat. Bukan menuangkan komentar di feed atau reels yang bisa dibaca oleh orang banyak. Maka aku pun bisa merahasiakan namanya. 

Kronologinya saat itu aku membagikan postingan story tentang tulisan Kompasianaku yang pembacanya sudah ratusan ribu. Sebuah pencapaian yang membahagiakan menurutku. Soalnya aku sendiri jarang menulis di Kompasiana. Hanya membagikan momen dan pengalaman penting, atau untuk ikutan lomba. 

Aku seringnya menulis untuk keperluan event Ramadan Bercerita. Selebihnya aku banyak menulis di blog pribadi molzania.com. Atau bikin konten di sosial media. 

Aku sudah menulis di platform ini sejak tahun 2013. Saat itu aku hanyalah bocah ingusan yang belum mengerti makna uang. Maklum masih sepenuhnya disokong oleh orang tua. Yang kupahami hanyalah aku memiliki hobi menulis. That's all. 

Maka aku pun mulai menuliskan pengalaman pribadi di Kompasiana. Aku sampai membuat dua akun karena terinspirasi sosok Multatuli yang seorang penulis anonim. Aku tak mau dikenal oleh orang banyak.

Situasi berubah saat aku sudah memasuki gerbang dunia kerja. Aku pun menganggap Kompasiana bisa menjadi kumpulan portofolio tulisan pribadi. Yang berbeda dari niche utama blog pribadiku. Hingga sekarang aku masih beranggapan demikian. 

Menulis di Kompasiana terasa lebih bebas. Kalaupun ada yang berkenan membaca tulisanku, aku sih senang-senang saja. Niatku hanya ingin menyampaikan uneg-uneg dan berbagi kebahagiaan.

Kompasiana juga menjadi sasaran untukku saat tak puas dengan pelayanan publik. Beberapa kali aku menulis tentang ini di Kompasiana. Berharap bisa dibaca oleh pemerintah pusat dan pihak terkait. Soalnya Pak Jokowi dulu pernah berkata kalau beliau juga pembaca Kompasiana. Beliau terpingkal-pingkal saat membaca komentar dari para Kompasianer. 

Sesuai tujuan dibuatnya platform Kompasiana, Citizen Journalism alias Jurnalis Warga, siapa pun bisa menulis di situs ini dengan bebas. Tentunya tulisan sendiri ya, bukan plagiat tulisan orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun