"Molly besok baca puisi ya?" ajak Bunda Gendhis yang jadi Ketua Komunitas Disabilitas YSDI. Beliau mengajakku untuk tampil pada perayaan Hari Disabilitas Internasional. Kami berbicara lewat telepon.Â
Tak pakai lama, aku pun segera mengiyakan. Sudah dari SD, aku hobi menulis puisi. Terakhir aku baca puisi pas SMP saat perayaan ulang tahun pernikahan nenek dan kakek. Ah, sudah lama sekali bukan?Â
Padahal aku orangnya selalu berani tampil untuk unjuk kemampuan. Sayangnya kesempatan itu sulit mampir pada diriku. Mungkin karena aku juga tak pernah meminta untuk diikutsertakan. Jadi orang-orang tidak tahu bahwa aku punya kemampuan itu.Â
Esok hari perayaan Hari Disabilitas Internasional 2024 digelar. Kecil-kecilan, sih. Acaranya digelar di Saung Pintar milik Komunitas Yayasan Sharing Disability Indonesia (YSDI) Palembang. Diikuti lebih kurang 50 orang anggota komunitas YSDI.
Akhirnya puisi bertema disabilitas yang kuciptakan menemukan muaranya. Empat tahun lalu, aku membuat puisi itu untuk momen yang sama. Tahun 2024 ini, puisinya kubacakan di depan umum. Ada setitik haru dan perasaan bangga dalam diriku. Bisa tampil di hadapan teman-teman sesama disabilitas.Â
Puisi berjudul "Disabilitas Berkarya Tanpa Batas" sudah mengalami dua kali revisi dari versi awal. Tahun 2020 lalu, aku sudah mempostingnya di Instagram milikku. Nanti link puisi akan kusertakan dalam halaman sendiri di situs Kompasiana ini.Â
Jadi acara HDI 2024 kemarin berlangsung meriah. Selain aku, teman-teman disabilitas lain juga unjuk kebolehan.Â
Ada Mbak Linda, disabilitas netra yang menyanyi dengan merdunya. Lalu, ada Kak Gia yang juga disabilitas netra jago bermain keyboard. Mbak Linda bernyanyi diiringi musik oleh Kak Gia.Â
Lalu ada Kak Hafidz yang melafalkan penggalan Surah Ar-Rahman dengan Alqur'an Braille. Semuanya tampil apa adanya dengan bakat masing-masing.