Ada satu kebiasaan unik yang selalu aku kerjakan usai makan sahur. Tidak tidur, melainkan lanjut terapi.
Sebagai disabilitas, penting untuk melatih otot-otot kaki. Terapi fisik ini cenderung melelahkan. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan setelah sahur.
Kenalan dengan Cerebral Palsy
Aku adalah seorang disabilitas daksa cerebral palsy. Sehari-hari aku menggunakan walker dan kursi roda sekaligus.
Menurut Centers of Disease Control and Prevention Amerika Serikat, Cerebral Palsy ini gangguan otak yang memengaruhi koordinasi pergerakan dan keseimbangan seseorang.
Pada kasusku, aku sudah mendapatkan diagnosis ini dari umur 3,5 tahun. Awalnya aku sakit panas tinggi, lalu sempat alami koma.
Hingga kini, gangguan cerebral palsy yang kualami mengakibatkan kehilangan keseimbangan, kaki dan tangan kaku.
Aku sulit berjalan dan naik tangga. Di rumah, aku bisa jalan lambat pakai walker. Jika ke luar, aku menggunakan kursi roda.
Bahkan untuk mengetik artikel ini, aku hanya menggunakan satu jari saja. Alhamdulillah, aku masih bisa mengenyam pendidikan hingga lulus sarjana.
Berdamai dengan Cerebral Palsy
Menjalani terapi, salah satu jalanku untuk berdamai dengan Cerebral Palsy. Dulu saat kecil, aku rutin dibawa orangtua ke RS atau SLB untuk ikut terapi fisik.
Tetapi karena keterbatasan ekonomi, jadi orangtua memutuskan untuk terapi mandiri di rumah saja.