Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Korean Enthusiast | Cerebral Palsy Disability Survivor

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com www.wahkorea.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Terapi Mandiri Setelah Sahur Bantu Ringankan Gejala Cerebral Palsy

13 Maret 2024   11:24 Diperbarui: 15 Maret 2024   01:06 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkunjung ke Tebet Eco Park. (Dokumentasi Pribadi)

Ada satu kebiasaan unik yang selalu aku kerjakan usai makan sahur. Tidak tidur, melainkan lanjut terapi.

Sebagai disabilitas, penting untuk melatih otot-otot kaki. Terapi fisik ini cenderung melelahkan. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan setelah sahur.

Kenalan dengan Cerebral Palsy

Aku adalah seorang disabilitas daksa cerebral palsy. Sehari-hari aku menggunakan walker dan kursi roda sekaligus.

Menurut Centers of Disease Control and Prevention Amerika Serikat, Cerebral Palsy ini gangguan otak yang memengaruhi koordinasi pergerakan dan keseimbangan seseorang.

Pada kasusku, aku sudah mendapatkan diagnosis ini dari umur 3,5 tahun. Awalnya aku sakit panas tinggi, lalu sempat alami koma.

Hingga kini, gangguan cerebral palsy yang kualami mengakibatkan kehilangan keseimbangan, kaki dan tangan kaku.

Aku sulit berjalan dan naik tangga. Di rumah, aku bisa jalan lambat pakai walker. Jika ke luar, aku menggunakan kursi roda.

Bahkan untuk mengetik artikel ini, aku hanya menggunakan satu jari saja. Alhamdulillah, aku masih bisa mengenyam pendidikan hingga lulus sarjana.

Berdamai dengan Cerebral Palsy

Menjalani terapi, salah satu jalanku untuk berdamai dengan Cerebral Palsy. Dulu saat kecil, aku rutin dibawa orangtua ke RS atau SLB untuk ikut terapi fisik.

Tetapi karena keterbatasan ekonomi, jadi orangtua memutuskan untuk terapi mandiri di rumah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun