Kebiasaan sahur on the road mulanya ditujukan untuk kegiatan mulia. Berbagi makanan sahur kepada sesama yang membutuhkan di jalan-jalan. Ada banyak orang-orang di luar sana yang sangat miskin dan terpaksa harus tinggal di jalanan. Realita seperti ini sering kita jumpai di ibukota dan kota-kota besar lainnya. Â Mereka-mereka inilah yang kerap jadi sasaran orang-orang yang mengadakan kegiatan sahur on the road.
Namun ternyata kegiatan mulia ala sahur on the road semakin hari semakin disalahgunakan. Bahkan oleh peserta kegiatan itu sendiri. Mulai timbul banyak kejadian kriminal yang mengintai setiap pelaksanaannya. Alasan utama karena kegiatan ini dilakukan pada tengah malam menjelang dini hari. Langit masih gelap gulita sehingga para pelaku kejahatan bebas berkeliaran untuk mengganggu banyak pihak.
Beberapa kasus kejahatan yang mengintai terkait dengan tawuran antar pelajar, mabuk-mabukan, hingga perampokan. Akibatnya pihak kepolisian dan pemerintah setempat di beberapa daerah melarang warganya untuk mengadakan aksi ini. DI daerah Jakarta Selatan, para warga yang mengadakan sahur on the road harus dikawal polisi. Hal ini tentunya semata-mata untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
Ada baiknya kegiatan sahur on the road dilakukan di tempat yang terang. Misalnya masjid, bukan di jalanan. Hal ini diharapkan mampu meminimalisir kejahatan. Usai kegiatan sahur, umat muslim melaksanakan ibadah shalat subuh. Maka masjid biasanya sudah ramai dengan orang-orang sebelum shalat subuh dilaksanakan.
Sementara itu, kegiatan sahur on the road yang melibatkan para remaja biasanya membawa mobil dan motor. Jiwa mereka yang masih labil satu sama lain menimbulkan potensi tawuran. Tahun 2011 lalu, pernah terjadi peristiwa mematikan terkait dengan pelaksanaan sahur on the road. Melibatkan siswa dan siswi usia belasan tahun pelajar SMAN 28 Jakarta.
Sebelum peristiwa tersebut kembali berulang, sebaiknya mereka para remaja dihimbau untuk makan di rumah. Para orangtua hendaknya berlaku tegas kepada anak-anak mereka demi kebaikan mereka sendiri. Ukurannya bukan lagi soal uang, melainkan sudah naik tingkat menjadi ancaman buat nyawa.
Source:
kompas.com2, 3.