Mohon tunggu...
Yakobus Molo Dini
Yakobus Molo Dini Mohon Tunggu... Guru - Data Diri

Berjalan sambil Menuai

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pintu Derita

19 April 2020   14:01 Diperbarui: 19 April 2020   13:52 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Kompas (Shutterstock)

Penderitaan terbuka lebar bagai pintu yang tak tertutup
Lalu lalang silih berganti tak lepas pergi
Yang lalu berlalu yang datang berdatangan
Tambah menambah tak kunjung usai

Selangkah maju bermujur saat itu menanti  
Namun seribu kisah luka pun selalu menghampiri
Seakan terutus saat luka derita pun beriringan
bagai irama musik dalam iringan lagu di tengah duka

Pada pintu batas derita ini tangisan terlantum
Ditengah hiruk pikuk dunia yang tengah menangis akan wabah corona yang seram
Menelan satu persatu jiwa yang lengah dikala pintu terbuka  
Namun harapan kuat akan berlalu bila pintu waspada terikat dalam raga

Semua takut menakuti sesama yang lain  lagi turut ketakutan
Himbau menghimbau pun beriringan agar taat aturan  
Namun yang turut hanyalah yang empunyai hati waspada
Sebagian tak menghiraukan seruan yang tiada henti 

Dalam doa pun berharap akan kuasa yang berkuasa tegas prinsip
Demi memutuskan tali Corona yang kian ganas agar berlalu
Menutup pintu derita agar menjauh selamanya
terkunci dari ganasnya pemangsa hidup alias Covid-19 

Fatuknutuk, 19 April 2019
Yakobus M. Dini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun