Tarian bidu yang lahir dari peradaban orang timor khususnya Malaka, Belu dan TTU dengan irama dan gerakan beda-beda menyimpan makna yang sangat mendalam kalau dikritisi oleh pada pecinta budaya bidu yang bermula dari Hanimak.Â
Tarian ini dalam kehidupan masyarakat setempat juga disuguhkan untuk  menghibur hati yang resah dan gelisah. Bahkan ketika raja atau  tamu ataupun para pejabat suatu daerah yang berkunjung selalu menggunakan bidu untuk mengantar siri pinang. Tarian bidu itu di sebut Bidu Lalok Dato.Â
Peragaan penari ini dengan melakonkan bidu sampai menyimpan siri pinang setelah itu baru mempersilahkan para tamu, raja atau para pejabat yang tengah berkunjung itu. Sapaan adat dalam bentuk pantun ketika mempersilahkan para tamu dilakonkan oleh seorang wanita dan pria itu sebagai berikut :
SAPAAN ADAT SAAT SUGUHAN LALOK DATO
Petugas:
Hau inan sia ruma, inan sia ruma,
Hau aman sia ruma, aman sia ruma.
        Mama teni hadato, teni hadato
        Mama so'e hadato, so'e hadato
        Mama teni hadato, lok liu rai
        Mama so'e hadatao, lok liu rai