Mohon tunggu...
Yakobus Molo Dini
Yakobus Molo Dini Mohon Tunggu... Guru - Data Diri

Berjalan sambil Menuai

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi Panas

24 Maret 2019   16:37 Diperbarui: 24 Maret 2019   16:46 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awalnya gerhana matahari membentang gelap

Sunyi mendekam alam pikiran dia yang bergejolak

Berubah jadi panas lekang membakar jiwa

Tak disangka musim berubah  secepat kilat

Dalam ruangan pun bias cahaya matahari

Menembus ruangan gelap mendekam

Kursi-kursi empuk buatan leluhur pun panas

Membakar ruangan  membakar jiwa yang lumpuh

Radarku pun  terekam jejak pencari kursi empuk

Saat kursi empuk lagi panas  terbias panas

Yang dekat  pun jadi panas

Tapi roh-roh leluhur pun terus mendorong

Jiwa-jiwa orang mati pun jadi panas

Mengimpikan kursi panas lagi panas

Menantikan matahari terbenam

Membenamkan jiwa yang panas.

Memori 24 Maret 2019.

Jack M. FT. Dini/Avilkani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun