Pagi itu badan terasa malas sekali, mata seperti enggan terbuka, semacam ada perekat keras yang menutup mata ini. Kulihat jam dikamar menunjukan pukul lima pagi, sudah waktunya menunaikan sholat subuh. Sehabis sholat subuh badanku terasa lelah sekali, seperti habis kerja berat. Rasanya ingin kembali tertidur dipagi itu.
Ngomong-ngomong soal tidur, pernah tidak anda menghitung waktu yang sudah anda habiskan untuk tidur, saya telah mencoba untuk menghitung waktu yang telah saya gunakan untuk tidur. Dan faktanya sungguh mencengangkan, saya telah tertidur selama 8,6 tahun. Bukan waktu yang sedikit untuk kita tidur.
Saat ini umur saya 26 tahun, berarti saya saat ini telah hidup selama 227.760 jam (26 tahun X 365 hari X 24 jam). Saya mempunyai kebiasaan tidur selama 8 jam sehari, terkadang bila lebih. Jadi sejauh ini saya telah tertidur selam 75.920 jam (26 tahun X 365 hari X 8 jam). Bila dikonversi maka saya telah tertidur selama 8,6 tahun (75.920 jam : 24 jam : 365 hari).
Itulah faktanya, saya telah tidur selama 8,6 tahun. Ternyata kita terlalu menghabis-habiskan waktu untuk tidur. Bayangkan jika hal ini terus berlanjut sampai umur 60 tahun, berarti kita telah tertidur selama 20 tahun atau sepertiga dari umur kita. Bukan waktu yang sedikit.
Terlalu banyak waktu yang dibuang, terlalu banyak waktu yang menjadi sia-sia. Kita telah termakan doktrin dari guru-guru kita dulu. “anak-anak, tidur itu sehari minimal 8 jam ya….”. dan jadilah kita seperti saat ini. Sebaiknya kurikulum tentang tidur ini dirubah oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional. Karena secara global, ini membahayakan bangsa Indonesia, karena tingkat produktivitas penduduk Indonesia yang menurun.
Jikalau saya jadi presiden nanti, saya akan mencanangkan program KULI JAMU TIDUR (cuKUp LIma JAM Untuk TIDUR). Pada program ini setiap WNI yang sudah aqil baligh diberi kesempatan untuk tidur selama lima jam sehari. Kecuali untuk orang gila, orang tua, dan orang sakit. Dan beruntungnya WNI saat ini ialah Tuhan Maha Adil karena hingga saat ini saya belum menjadi Presiden. Jangan Doakan Saya.
sumber : www.molenpisang.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H