Psikofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat guna mengobati penyakit mental. Mekanisme obat seringkali bekerja dengan  mempengaruhi sistem saraf yang disebut obat psikotropika. Istilah psikofarmakologi merangkap dua bidang, psikologi dan farmakologi. Dengan cara ini, psikofarmakologi menggabungkan aksi dan efek obat dengan proses psikologis. Pada psikofarmakologi, pengobatan adalah salah satu jenis perawatan biologis yang sering dilakukan dengan cara mempengaruhi respons pada saraf penghantar yang terletak di otak. praktisi medis menyediakan resep obat-obatan, baik untuk menangani gangguan serius seperti bipolar maupun masalah-masalah yang lebih umum seperti kecemasan, terdapat empat kategori utama yang memiliki peran cukup penting dalam mengatasi berbagai gangguan mental, yaitu antipsikotik, antineurotik, psikotropik, dan antidepresan.
Yang pertama, obat antipsikotik, obat ini menjadi pilihan utama dalam pengobatan gangguan psikotik seperti skizofrenia dan gangguan bipolar dengan gejala psikotik. Mereka bekerja dengan mengurangi aktivitas dopamin yang berlebihan di otak, hal itu menyebabkan gejala psikotik seperti halusinasi dan delusi. Bukan hanya itu, beberapa antipsikotik juga memiliki efek sedatif yang dapat mengurangi kegelisahan atau agitasi  yang dialami oleh pasien.
Kedua, obat antineurotik atau bisa disebut juga dengan anksiolitik, obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan atau neurosis. Obat antineurotik berguna untuk mengurangi gejala kecemasan, kegelisahan, dan ketegangan otot. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas neurotransmitter GABA di otak, yang memiliki efek untuk menenangkan.
Ketiga, obat psikotropik, obat ini mengacu pada obat-obatan yang bisa memengaruhi fungsi psikologis, emosi, atau perilaku. Kategori ini meliputi antipsikotik, antidepresan, anksiolitik, stimulan, dan obat-obatan lain yang biasanya digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan mental.
Kemudian yang terakhir, obat antidepresan yang merupakan pilihan paling utama dalam mengobati depresi, gangguan suasana hati, dan gangguan kejiwaan lainnya. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan ketersediaan neurotransmitter tertentu di otak, seperti serotonin, norepinefrin, atau dopamin, yang dimana itu berperan untuk regulasi suasana hati dan emosi. Dengan begitu, obat antidepresan dapat mengurangi gejala depresi seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari, perubahan nafsu makan, dan gangguan tidur.
Pada intinya, obat-obatan dalam psikofarmakologi memiliki peran yang penting dalam membantu mengatasi gangguan mental jika dirasa bantuan terapi masih kurang. Berbagai jenis obat dapat membantu pasien untuk menjalani hari-hari mereka yang sebelumnya terasa sangat berat. Namun, perlu untuk dicatat bahwa penggunaan obat-obatan psikofarmakologi harus selalu diawasi dan disetujui oleh dokter, serta harus diintegrasikan dengan pendekatan terapi lainnya seperti psikoterapi, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam perawatan kesehatan mental pasien.
Referensi :
Yoganingrum, D. A. (1996). EKSTASI: OBAT PSIKOTROPIK, MANFAAT & DAMPAKNYA BAGIKESEHATAN: Vol. XXI (Issue 5).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H