Berbicara tentang Disabilitas dan Pandangan Masyarakat, saya teringat kegiatan Abilympics Nasional Tahun 1995 di Surabaya - Jawa Timur. Acara ini merupakan kerjasama Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial ( BKKKS ) Propinsi Jawa Timur dan Persatuan Penyandang Cacat Indonesia ( PPCI ) yang kebetulan saya terlibat sebagai panitia di even akbar tersebut. Abilympics Nasional merupakan kegiatan dan lomba pagi para penyandang disabilitas dalam rangka memperingati HIPENCA 3 Desember 1995 pada waktu itu. Kegiatan Abilympics Nasional diikuti oleh para penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia sebagai persiapan menghadapi Abilympics Internasional di Perth- Australia. Berbagai jenis kegiatan dilombakan pada ajang bergensi ini dan diikuti oleh penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia yaitu peserta tuna netra, tuna rungu wicara, tuna daksa, dan tuna grahita. Berbagai lomba pun di gelar pada event tersebut seperti lomba ketangkasan di kursi roda, computer programming, reparasi elektronik, menyanyi, pijat, menjahit dan berbagai lomba lainnya. Kegiatan Abilypics Internasional berlanjut sampai sekarang dan terakhir di selenggarakan di Olympic Park Korea pada bulan September 2011. Yang menjadi saya sangat terkesan adalah bahwa saya melihat potensi penyandang disabilitas ternyata tidak dapat dipandang sebelah mata. Kemampuan mereka sangat menakjubkan, bahkan tidak jarang para penyandang disabilitas ini memiliki ketrampilan melebihi orang normal pada umumnya. Banyak dari peserta menurut saya adalah sosok professional dibidangnya seperti programmer komputer, grafik disain, pemain musik, pijat, menjahit, reparasi elektronik dan lain-lain. Bahkan untuk beberapa jenis lomba, para disabilitas ini dapat melakukannya hanya dengan menggunakan peralatan sederhana dan tingkat akurasi pekerjaan yang tinggi, sementara untuk orang normal harus menggunakan alat bantu khusus untuk jenis pekerjaan yang sama. Hasilnya sungguh sangat mencengangkan, hal ini terbukti pada saat Abilympics Internasional di Perth Australian pada waktu itu banyak peserta disabilitas dari Indonesia yang pulang dengan memperoleh medali emas. Di sinilah Saya mengetahui potensi para penyandang disabilitas. Sejujurnya, Anda yang normal harusnya berpikir dua kali untuk bersaing dengan mereka pada pekerjaan tertentu. Dengan keterbatasannya, mereka mampu untuk mengukir prestasi. Anda tidak dapat meremehkan mereka, meredam motivasi mereka, dan harapan hidup mereka. Para penyandang disabilitas memiliki semuanya, semangat, motivasi, ketrampilan terkecuali keterbatasan yang membatasi diri nya dan mereka hanya menyatakan “kami tidak butuh di kasihani, namun kami membutuhkan pengakuan atas keberadaannya kami di masyarakat”. Mereka menyadari keterbatsan dirinya dan disitulah justru kekuatan para penyandang disabilitas. Foto yang saya tampilkan di atas adalah profil Kak Heru, teman saya penyandang tuna netra yang sampai sekarang memiliki talenta dengan dongeng cerita beneka nya yang sering kali memukau banyak anak. Bahkan kabarnya Dewi Persik ( selebritis - penyanyi dangdut - red ) saat tampil diwawancarai pada salah satu acara televisi Ceriwis, sempat menyebut nama Kak Heru sebagai sosok yang menyenangkan saat Dewi Persik kecil asal Jember Jawa Timur, mengikuti GELANTARA selama transit di Surabaya.
Disabilitas dan Pandangan Masyarakat
Anda pernah mendengar
kegiatan Gelar Nusantara Anak Indonesia (GELANTARA) ? Kegiatan ini pada masa orde baru diadakan setiap tahun (1992 s/d 1997 ) tepatnya saat memperingati Hari Anak Nasional ( 23 Juli ). Anak-anak Indonesia yang berprestasi dari kalangan tidak mampu secara ekonomi, mendapatkan hadiah istimewa dari Almarhum Bapak Presiden Suharto untuk berkunjung di ibukota dan bertemu presiden di istana negara Jakarta. Anak - anak Indonesia serasa dimanjakan dengan berbagai kegiatan yang sarat dengan kebahagiaan yaitu bermain, bernyanyi dan bergembira. Acara yang akrab dipanggil GELANTARA ini tidak hanya mengundang anak-anak berprestasi namun juga anak-anak penyandang disabilitas yaitu tuna netra, tuna rungu wicara, tuna daksa dan tuna grahita. Pada acara tersebut anak-anak berinteraksi selama 7 hari disuatu lokasi kegiatan yang sama dengan tanpa adanya perbedaan sedikitpun antara mereka yang normal dan penyandang disabilitas. Sungguh ini merupakan kegiatan pembelajaran yang mengharukan bagi semua yang terlibat pada saat kegiatan berlangsung. Kakak pendamping dari panitia pun membimbing mereka
penyandang disabilitas dengan penuh kasih sayang dan perasaan tulus. Sobat, diakui atau tidak
pandangan masyarakat masih sangat merendahkan keberadaan para penyandang disabilitas ini. Seorang penyandang disabilitas identik dengan ketidakmampuan, kemiskinan, ketidakberdayaan, kebodohan dan kemalasan. Akhirnya stigma masyarakat menganggap pekerjaan yang tepat bagi dirinya adalah sebagai pengamen, pengemis, dan pekerjaan lainnya yang tidak bermartabat dilakukan dengan cara mengeksploitasi kelemahan dirinya. Ironisnya, tidak jarang seorang normal pun akhirnya memanfaatkan para penyandang disabilitas ini untuk kepentingan pribadi nya. Dengan mengekploitasi kelemahan penyandang disabilitas seseorang banyak mendapatkan keuntungan dari keadaan tersebut. Dampaknya adalah
pandangan masyarakat semakin merendahkan kaum disabilitas ini. Padahal kenyataannya para penyandang disabilitas memiliki potensi yang luar biasa, apabila berada dilingkungan yang benar dan dibimbing secara benar. Para Pendiri negara ini sejak awal sudah menyadari pentingnya kesetaraan setiap warga negara nya untuk hidup bersama termasuk para penyandang disabilitas. Coba lihat pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Hal ini berarti bahwa setiap warga negara termasuk penyandang disabilitas berhak untuk memperoleh kesempatan mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Selanjutnya undang-undang ini diperkuat dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang disabilitas. Dengan demikian tidak beralasan jika ada masyarakat yang tidak menerima keberadaan penyandang disabilitas, sebab itu sama saja dengan melanggar undang-undang. Ada sedikit cerita, Saya memiliki teman yang kebetulan penyandang tuna daksa pada kedua tangannya sejak lahir. Dia menceritakan tentang masa kecilnya yang kurang percaya diri karena keadaanya yang tidak normal. Tetapi dengan semangat nya yang tinggi menginspirasi dirinya untuk tetap sekolah dan berlanjut sampai akhirnya diterima pada perguruan tinggi negeri. Dengan kepandaiannya, dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 dan akhirnya gelar master pun disandang nya, namun ironisnya cita-cita nya sebagai dosen akhirnya kandas saat wawancara masuk sebagai staf pengajar di perguruan tinggi negeri dan akhirnya dia harus puas dengan pekerjaan kantor swasta dan sesekali mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta yang bersedia menerima nya. Kita pasti setuju bahwa dia berpotensi namun masyarakat masih meragukan eksistensinya. Sosok tersebut hanya lah satu dari jutaan
penyandang disabilitas yang berpotensi bahkan kemampuan nya kadang melebihi mereka yang normal. Profil dan prestasi penyadang disabilitas sukses tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia, tentunya dengan kemampuan masing-masing, Sosok penyandang disabilitas yang luar biasa ini sudah banyak ditulis oleh para bloger peserta kontes semi SEO
Disabilitas dan Pandangan Masyarakat yang dapat anda bacapada website masing-masing
. Kartunet.com situs Perintis Pemberdayaan Kaum Disabilitas Selanjutnya, Saya sangat bangga dan kagum dengan situs kartunet.com dengan motto media akselerasi mewujudkan inklusi yang banyak mengangkat isu-isu disabilitas melalui media internet.
Kartunet.com dirintis oleh teman-teman yang tergabung pada
Karya Tuna Netra Community. Website seperti inilah yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas dan perannya diharapkan mampu menjadi media sosialisasi isu-isu disabilitas. Hal ini sangat diperlukan untuk membentuk masyarakat yang inklusif. Ini tidak hanya merupakan gagasan namun sekaligus aksi dari komunitas yang notabene memiliki keterbatasan namun memberikan peran yang besar untuk bangsa dan masyarakat khususnya penyandang disabilitas di Indonesia. Pengalaman selama ini menujukkan bahwa kekuatan internet dapat menjadi legitimasi masyarakat untuk menekan kekuasaan pemerintah atau pihak-pihak tertentu yang lebih kuat.. Misalnya kasus Prita dengan Rumah Sakit Omni Internasional yang akhirnya menjadi isu nasional karena sosial media di internet. Berita dan informasi mengenai para disabilitas sebaiknya banyak disosialisaikan kepada masyarakat. Berbagai kisah sukses para penyandang disabilitas seyogyanya diangkat pada konten website ini. Biarkan masyarakat tahu bahwa penyandang disabilitas bukan hanya sebagai obyek kemiskinan, belas kasih dan bahan ejekan semata. Kaum disabilitas memiliki kekuatan tersendiri bagi bangsa yang harus diperhitungkan keberadaannya Biarkan masyarakat tahu sebenarnya penyandang disabilitas adalah manusia yang mempunyai kedudukan sama di masyarakat, mengakui keberadaan penyandang disabilitas dan sekaligus menerima mereka apa adanya.
Penyandang disabilitas lahir atas kehendak Allah SWT dan tentunya kalau boleh pilih mereka ingin hidup normal seperti kita, namun Tuhan Yang Maha Esa sudah menggariskan mereka terlahir memiliki kekurangan pada dirinya namun bukan berarti keberadaannya harus ditiadakan, bukan ? Masyarakat wajib menerimanya keberadaan kaum disabilitas dengan kesetaraan dan kasih sayang. Ada sedikit usulan untuk
Kartunet.com, sebagai komunitas sebaiknya juga membentuk forum maupun mailinglist ( milis ) sebagai ajang diskusi antara para penyandang disabilitas dan masyarakat pada umum nya. Tujuannya adalah agar mereka saling bersosialisasi meski di dunia maya sekali pun. Informasi lowongan kerja bagi para disabilitas, lembaga advokasi kaum disabilitas, menggalang peran serta masyarakat dan dunia usaha untuk mau menerima pegawai bagi penyandang disabilitas tentunya disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Sepertinya juga penting untuk menampilkan profil para pekerja sosial, organisasi sosial (orsos) dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di sektor Usaha Kesejahteraan Sosial (LSM-UKS) yang peduli kepada para disabilitas yang dengan tulus ikhlas membantu keberadaan mereka. Lebih baik lagi kalau website ini disertai voting dan rating kepada Orsos favorit pilihan pengunjung. Hal ini sangat penting untuk memberi rekomendasi kepada para dermawan yang ingin menyalurkan dana nya untuk usaha kesejahteraan sosial yang pada gilirannya website terasa lebih hidup. Angkat pula profil pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap kaum disabilitas dan pengusaha dari penyandang disabilitas sendiri. Terakhir, saya ucapkan apresiasi tak terhingga untuk
kartunet.com sebagai situs yang peduli terhadap isu-isu kaum disabilitas yang tersingkirkan. Selamat telah sukses memberi wadah para bloger untuk ber kontes SEO sehingga isu-isu
disabilitas dan pandangan masyarakat tersebar seantero jagat maya. Selanjutnya kita berharap bahwa
pandangan masyarakat terhadap
penyandang disabilitas semakin baik dan akhirnya terbentuk masyarakat yang inklusif. Kalau bukan kita siapa lagi - Kalau tidak sekarang kapan lagi. Bagaimana menurut Anda ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya