Salah satu turnamen besar bulutangkis, All England baru saja berakhir. Menurut saya, All England 2017 mencatat beberapa hal. Pertama, Indonesia sebagai salah satu kekuatan bulutangkis dunia. Satu gelar juara, yaitu melalui pasangan ganda putra Kevin dan Markus menunjukkan Indonesia masih mampu bersaing di turnamen-turnamen besar bulutangkis. Walaupun kekuatan bulutangkis Indonesia saat ini belum kembali seperti kekuatan di tahun di bawah 2000an, pencapaian Kevin dan Markus setidaknya memperlihatkan bahwa Indonesia masih memiliki tenaga sebagai salah satu kekuatan bulutangkis dunia.
Kedua, peserta final yang cukup merata. Komposisi peserta final All England 2017 diisi oleh China 3 nomor, Malaysia 2, Indonesia 1, Korea Selatan 1, Denmark 1, Thailand 1, dan China Taipei atau Taiwan 1. Formasi tersebut memperlihatkan komposisi yang merata. Tidak terlihat Dominasi China. Hal ini sangat berbeda jika dilihat pada tahun-tahun sebelum dimana atlet bulutangkis China sempat begitu mendominasi. Ketiga, ganda campuran Malaysia di final All England 2017. Hal ini memperlihatkan pesatnya perkembangan bulutangkis Malaysia, terutama di luar nomor tunggal putra dan ganda putra. Sebelum era 2000an, bulutangkis Malaysia hanya terkenal dengan tunggal putra dan ganda putra. Namun setelah melewati era 2000an, pelan-pelan Malaysia memperbaiki ketertinggalannya. Pencapaian Malaysia ini setidaknya bisa memacu Indonesia untuk terus memperbaiki kemampuan atlet-atlet bulutangkis tanah air.
Ketiga, wawancara terhadap pemenang di akhir pertandingan. Wawancara di akhir pertandingan itu mengingatkan saya pada hal serupa yang berlaku di tenis. Wawancara tersebut merupakan salah satu cara untuk menarik animo masyarakat dunia terhadap bulutangkis. Sekaligus pula membuat bulutangkis semakin populer atau dikenal masyarakat dunia.
Keempat, penonton. Berdasarkan tayangan TV, penonton partai final All England 2017 tidak dapat dikatakan sedikit. Hal ini tentu di luar pendukung atlet-atlet bulutangkis yang bermain di partai final. Seandainya ganda campuran Inggris lolos ke final, masyarakat Inggris atau masyarakat Birmingham tentu akan senang karena atlet mereka ada yang bermain di partai final. Di samping itu, masyarakat Inggris mungkin pula akan bahagia melihat atlet mereka mampu bersaing dengan atlet-atlet bulutangkis lainnya. Saat ini Inggris memiliki pasangan ganda campuran yang bisa dibanggakan, yaitu pasangan suami istri Chris Adcock dan Gabrielle Adcock. Kelima, Tai Tzu-ying yang luar biasa. Tidak heran kalau dia bisa meraih peringkat satu dunia. Ratchanok Intanon juga luar biasa, tapi kurang beruntung. Maybe next time Intanon.
Menurut saya, lima hal tersebut yang bisa saya lihat dari All England 2017. Dan saya pun tidak menonton semua pertandingan. Hanya partai final saja yang saya saksikan. Dari keempat hal tersebut, prestasi ganda putra Indonesia merupakan catatan tersendiri. Bagi saya pribadi, hal tersebut sekaligus menjadi catatan untuk bulutangkis Indonesia. Pencapaian tersebut merupakan bagian dari usaha mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Dalam hitungan bulan dan tahun, Indonesia akan menghadapi turnamen-turnamen besar. Turnamen-turnamen itu terbagi dalam dua kategori, turnamen bulutangkis secara khusus dan turnamen multicabang. Di turnamen bulutangkis yang diselenggarakan setiap tahun, atlet-atlet bulutangkis Indonesia akan menghadapi turnamen-turnamen kelas satu dan kelas-kelas di bawahnya. Selain itu, Indonesia akan menghadapi turnamen beregu, Piala Thomas, Piala Uber, dan Piala Sudirman. Sedangkan di turnamen atau even olahraga multicabang, Indonesia akan menghadapi Asian Games 2018 dan Olimpiade Tokyo 2020.
Di sisa waktu di tahun 2017, atlet-atlet bulutangkis Indonesia akan menghadapi 4 turnamen kelas satu. Setidaknya, hasil di All England 2017 bisa terus berlanjut atau meningkat di sisa turnamen kelas satu. Demikian pula halnya dengan Piala Thomas, Piala Uber, dan Piala Sudirman. Prestasi terakhir Indonesia di turnamen beregu bulutangkis adalah runner up Piala Thomas 2016. Indonesia terakhir kali menjadi juara Piala Thomas pada tahun 2002. Sementara untuk ajang beregu putri, Piala Uber, Indonesia terakhir kali menjadi juara tahun 1996. Di turnamen beregu campuran, Piala Sudirman, Indonesia belum pernah menjadi juara sejak menjuarai Piala Sudirman I, yaitu pada tahun 1989. Di even olahraga multicabang terbesar, Olimpiade, Indonesia belum berhasil melewati prestasi di Olimpiade Barcelona 1992. Pada waktu itu Indonesia meraih dua medali emas, melalui tunggal putra dan tunggal putri.
Mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia merupakan kerja jangka panjang yang melibatkan PBSI, pelatih, atlet-atlet bulutangkis Indonesia, dan pihak-pihak terkait lainnya. Selama ini Indonesia dikenal sebagai negara yang tidak begitu dominan di olahraga tetapi memiliki kekuatan besar di salah satu cabang olahraga, yaitu bulutangkis. Prestasi bulutangkis Indonesia sudah terhitung banyak sejak tahun 1950an hingga sekarang. Di era 1990an, Indonesia bahkan mendominasi bulutangkis dunia. Era tersebut menjadi salah satu masa terjaya bulutangkis Indonesia.
Meraih kembali kejayaan bulutangkis setidaknya bisa memberikan Indonesia beberapa manfaat. Pertama, mendorong pengembangan olahraga di Indonesia, secara khusus dan umum. Pengembangan olahraga secara umum adalah menggalakkan olahraga dan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat. Pengembangan olahraga secara khusus artinya menciptakan atlet-atlet baru, baik di bulutangkis maupun di cabang olahraga lainnya. Menjadi atlet artinya bekerja sebagai olahragawan. Olahragawan merupakan salah satu bidang pekerjaan yang bisa memberikan penghasilan dan kesejahteraan, baik itu dari jerih payah si atlet maupun dari program-program pemerintah untuk atlet. Kedua, meningkatkan pamor Indonesia di mata dunia. Olahraga merupakan salah satu jalan untuk membuat suatu negara dikenal oleh negara-negara lain. Semakin meningkat pamor Indonesia di mata dunia, semakin Indonesia dikenal oleh negara-negara di dunia, maka meningkat pula kemungkinan warga asing untuk berwisata ke Indonesia.
Selain dua manfaat tersebut, masih ada manfaat-manfaat lain yang bisa diperoleh Indonesia. Dan itu semua untuk pengembangan sosial-ekonomi masyarakat Indonesia. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, bulutangkis merupakan salah satu jalan atau cara yang dimiliki Indonesia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H