Pengobatan tradisional telah lama menjadi bagian integral dari budaya
masyarakat Indonesia. Meskipun memiliki akar sejarah yang kuat, sudut pandang
pemerintah dan masyarakat terhadap pengobatan tradisional seringkali berbeda,
terutama dalam konteks kesehatan masyarakat. Dalam esai ini, kita akan
mengeksplorasi perspektif kontra dari kedua belah pihak dalam menyikapi
pengaruh pengobatan tradisional.
  Pemerintah memiliki tanggung jawab utama dalam melindungi kesehatan
masyarakat. Salah satu kekhawatiran utama adalah kurangnya regulasi yang ketat
dalam praktik pengobatan tradisional. Banyak praktisi pengobatan tradisional tidak
memiliki pelatihan formal atau sertifikasi yang diakui, sehingga sulit untuk
menjamin keamanan dan efektivitas pengobatan yang mereka tawarkan. Ini dapat
berisiko bagi masyarakat, terutama bagi individu yang mengandalkan pengobatan
ini sebagai pengganti pengobatan medis konvensional.
  Di samping itu, pemerintah sering kali melihat pengobatan tradisional
sebagai tantangan dalam upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Ketika masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional daripada metode medis
yang terbukti, hal ini dapat menyebabkan penundaan dalam penanganan penyakit
yang lebih serius. Dalam beberapa kasus, pengobatan tradisional dapat
memperburuk kondisi kesehatan, terutama jika digunakan tanpa bimbingan yang
tepat.
  Pemerintah juga harus mempertimbangkan dampak ekonomi dari
pengobatan tradisional yang tidak terregulasi. Banyak pasien yang menghabiskan
uang untuk pengobatan yang tidak efektif, yang seharusnya bisa dialokasikan untuk
layanan kesehatan yang lebih andal. Dalam konteks ini, pemerintah perlu
mengambil langkah-langkah untuk mengedukasi masyarakat mengenai perbedaan
antara pengobatan yang berbasis bukti dan pengobatan tradisional yang tidak
terstandarisasi.
  Dari sudut pandang masyarakat, pengobatan tradisional sering dianggap
sebagai pilihan yang lebih alami dan kurang invasif dibandingkan pengobatan
modern. Banyak orang merasa lebih nyaman menggunakan ramuan herbal atau
praktik tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Namun, pandangan ini
sering kali diwarnai oleh kurangnya pengetahuan tentang risiko yang terkait dengan
pengobatan tradisional.
  Salah satu argumen kontra yang muncul dari masyarakat adalah
ketidakpuasan terhadap sistem kesehatan konvensional. Banyak individu merasa
bahwa pelayanan medis modern terkadang tidak menjawab kebutuhan mereka, baik
dari segi kualitas maupun biaya. Ketika masyarakat tidak mendapatkan pelayanan
yang memadai, mereka cenderung beralih ke pengobatan tradisional. Namun, ini
menciptakan siklus berbahaya di mana masalah kesehatan yang seharusnya
ditangani secara medis justru diabaikan.
  Selain itu, ada kecenderungan di kalangan masyarakat untuk menganggap
pengobatan tradisional sebagai solusi cepat. Dalam banyak kasus, individu
cenderung meremehkan gejala penyakit dan lebih memilih untuk mengandalkan
pengobatan tradisional. Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius karena
keterlambatan dalam mencari bantuan medis yang tepat.
  Dalam konteks pengobatan tradisional, perspektif kontra dari pemerintah
dan masyarakat mencerminkan tantangan yang kompleks dalam menyikapi isu
kesehatan. Pemerintah berupaya melindungi masyarakat melalui regulasi dan
edukasi, sementara masyarakat sering kali terjebak dalam tradisi dan ketidakpuasan
terhadap sistem kesehatan. Kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat dicapai
melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, dengan mengedepankan
pendekatan berbasis bukti dan pemahaman yang lebih baik tentang pengobatan
yang aman dan efektif.
KATA KUNCI : Kontra, Pengobatan, Tradisional
DAFTAR PUSTAKA
Shabrina, A., & Iskandarsyah, A. 2019. Pengambilan Keputusan mengenai
pengobatan pada pasien kanker payudara yang menjalani pengobatan tradisional.
Jurnal Psikologi, 46(1), 72-84.
Jennifer, H., & Saptutyningsih, E. 2015. Preferensi individu terhadap
pengobatan tradisional di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 16(1),
26-41.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H