Tentang konsep kebudayaan
Moh zulfajrin (131421042)
Prof. Dr. Novianty Djafri S.pd.i, M.pd.i
ABSTRAK
 Manusia sangat sadar pada pengalaman dorong nya untuk mengarang rumusan, definisi, dan teori tentang cara hidupnya, ke dalam konseps tentang Kebudaya. Kesadaran dengan demikian di mulai dari karunia akal, insting manusianya dan Perasaan, yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup seperti hewan. Leslie White(1973), pengertian Konsepsi budaya yang menyeluruh "kepercayaan, ideologi, organisasi sosial, dan teknologi (penggunaan alat)." Pada paruh kedua abad ke-19 Sir Edward Burnett Tylor, pemimpin sebuah prodi tentang "masyarakat primitif", yang berfungsi sebagai landasan untuk menyusun konsep budaya: "Budaya atau Peradaban adalah Lingkungan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan banyak kelebihan serta kebiasaan lain yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat."
PENDAHULUAN
Manusia dan budayaan tidak bisa dipisahkan, secara bersama-sama menyusun kehidupan. Manusia mencangkup diri menjadi sosial budaya, menjadi mahluk sosial Masyarakat Manusia melahirkan kebudayaan: tak ada Manusia tanpa kebudayaan, dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa manusia; tak ada Masyarakat tanpa kebudayaan, tak ada kebudayaan tanpa masyarakat Di antara mahluk mahluk ciptaan Al-Khaliq, hanya masyarakat manusia yang meniru niru
Sang Pencipta yang maha esa rekayasa budayaan Kebudayaan adalah reka cipta manusia
dalam masyarakatnya Kesadaran manusia terhadap pengalamannya mendorongnya menyusun rumusan, batasan, definisi, dan teori tentang kegiatan-kegiatan hidupnya yang kemudian disebut kebudayaan, ke dalam konsepsi tentang kebudayaan.
Kesadaran demikian bermula dari karunia akal, perasaan dan naluri kemanusiaannya, yang tidak dimiliki oleh mahluk lain, seperti hewan atau binatang.
Dalam sementara pemahaman, secara biologis manusia pun digolongkan sebagai binatang, namun binatang berakal