Minggu, 16 Juni 2024 – Tim peneliti yang terdiri dari Salsabila Thifal Nabil Haq, S.Pd., Imam Tree Utomo, Akmah Atikah Amilia, dan Farah Wardatul Afifah, dengan bimbingan Dosen Pendamping Fuad Indra Kusuma, S.Pd., M.Pd., melakukan sebuah inovasi revolusioner dalam bidang pertanian di Desa Seboro. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan hasil produksi padi, tim ini berhasil mengimplementasikan teknologi Smart Rice Transplanter (SRT).
Teknologi Smart Rice Transplanter (SRT) merupakan alat yang dirancang untuk mempermudah proses penanaman padi dengan cara yang lebih cepat dan efisien. Alat ini dilengkapi dengan sistem otomatis yang mampu menanam bibit padi secara presisi, sehingga dapat mengurangi tenaga kerja dan waktu yang dibutuhkan dibandingkan dengan metode tradisional.
Menurut Salsabila Thifal Nabil Haq, S.Pd., Ketua tim peneliti, penerapan SRT ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tetapi juga untuk memperkenalkan teknologi modern kepada petani lokal. "Kami ingin para petani di Desa Seboro dapat merasakan manfaat dari teknologi ini. Dengan SRT, mereka dapat menghemat waktu dan tenaga, serta meningkatkan hasil panen secara signifikan," ujarnya.
Farah Wardatul A menambahkan bahwa teknologi SRT ini mampu menanam bibit padi dengan jarak dan kedalaman yang seragam, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal. "Dengan penanaman yang lebih rapi dan seragam, tanaman padi akan mendapatkan nutrisi yang lebih merata dan mengurangi kompetisi antar tanaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil produksi," jelasnya.
Kegiatan ini didukung oleh tim teknis lapangan yang terdiri dari Moh Zainul Falah dan Wahyu Tri Handoko, yang membantu dalam pengoperasian dan pengawasan penggunaan SRT di lapangan. Mereka memastikan bahwa alat ini berfungsi dengan baik dan memberikan pelatihan kepada petani tentang cara mengoperasikan dan merawat SRT.
Akmah Atikah Amilia menambahkan bahwa selain meningkatkan produktivitas, penggunaan SRT juga berdampak positif pada lingkungan. "Dengan penggunaan SRT, kita dapat mengurangi penggunaan air dan pupuk kimia secara signifikan. Hal ini karena penanaman yang lebih presisi mengurangi kebutuhan air dan pupuk, serta mengurangi risiko erosi tanah," ungkap mereka.
Dosen pendamping Fuad Indra Kusuma, S.Pd., M.Pd., memberikan apresiasi tinggi atas kerja keras dan dedikasi tim peneliti. "Inovasi ini adalah langkah maju dalam pertanian modern yang dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi komunitas petani di Desa Seboro. Saya berharap teknologi ini dapat terus dikembangkan dan diterapkan di daerah lain," katanya.