Aksi bullying atau perundungan semakin marak di kalangan pelajar, banyak korban yang mengalami trauma sampai tidak mau kembali bersekolah sehingga mempengaruhi prestasi akademik, dan seringkali dijauhi siswa lain karena khawatir akan terikut menjadi korban oleh karena itu sekolah wajib mencegah aksi perundungan ini. Pemerintah membuat kurikulum untuk mencegah perundungan yang dapat diimplementasikan di setiap sekolah.
Dalam konteks pencegahan aksi di sekolah, pengimplementasian Kurikulum Merdeka menjadi landasan yang kuat untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menghargai keberagaman. Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan karakter, kepemimpinan, serta keterampilan sosial dan emosional, yang semuanya merupakan elemen kunci dalam upaya pencegahan perundungan di sekolah.
Kurikulum Merdeka menjadi fondasi yang kuat untuk menerapkan strategi pencegahan perundungan di sekolah. Dengan memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, Kurikulum Merdeka menawarkan potensi besar untuk membangun lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menghargai keberagaman.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Dalam hal pencegahan aksi perudungan, kurikulum ini dapat memasukkan pendekatan pendidikan karakter yang mendalam, mengajarkan nilai-nilai seperti empati, saling menghormati, dan kerjasama.
Salah satu poin utama dari Kurikulum Merdeka adalah penekanan pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa. Dalam konteks pencegahan perundungan, pendidikan karakter sangat penting karena mengajarkan nilai-nilai seperti empati, kesetaraan, dan keberanian. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk memasukkan mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan keterampilan hidup yang penting dalam mencegah perundungan
Kurikulum Merdeka juga menawarkan kesempatan untuk memperkuat pendidikan kebhinekaan dan toleransi di sekolah. Dengan mengintegrasikan materi yang menghargai dan merayakan keberagaman budaya, agama, dan latar belakang siswa, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mempromosikan saling pengertian antarindividu.
Kurikulum Merdeka mendorong pemberdayaan siswa sebagai agen perubahan dalam lingkungan sekolah mereka. Dengan memberikan siswa kesempatan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan, merancang proyek-proyek sosial, dan memimpin inisiatif pencegahan perundungan, sekolah tidak hanya menciptakan lingkungan yang inklusif tetapi juga meningkatkan rasa memiliki siswa terhadap sekolah mereka.
Kurikulum Merdeka juga mendorong kolaborasi yang erat antara sekolah, orang tua, dan komunitas dalam mendukung proses pendidikan. Orang tua dapat dilibatkan dalam penyuluhan tentang perundungan dan mendukung upaya pencegahan di rumah. Komunitas dapat menjadi sumber daya tambahan dalam menyediakan dukungan dan sumber daya untuk program pencegahan perundungan.
Pencegahan perundungan di sekolah memerlukan pendekatan yang matang dan terintegrasi. Dengan mengintegrasikan prinsip Kurikulum Merdeka dalam upaya pencegahan perundungan, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berbudaya. Melalui pendidikan karakter, pengembangan keterampilan sosial dan emosional, pemberdayaan siswa, dan kolaborasi dengan orang tua dan komunitas, sekolah dapat menjadi wadah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya menjadi instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga sebagai wadah untuk membangun keharmonisan di antara siswa dan anggota komunitas sekolah, pencegahan perundungan bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, orang tua, dan komunitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H