Mohon tunggu...
Moh. Wadi
Moh. Wadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Foto jawadi di kabupaten Bangkalan

Mahasiswa dan pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Senjata Korporatisme Membungkam Gerakan Massa

29 Januari 2023   21:27 Diperbarui: 29 Januari 2023   21:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaum muda merupakan ujung tombak sebuah peradaban suatu bangsa, nasib masa depan suatu negara tergantung pada situasi pemuda di masa kini. Kenapa demikian? Mari kita simak bersama.

Melihat situasi gerakan kepemudaan atau organisasi kepemudaan, menurut pandangan penulis mengalami penurunan drastis dari tahun ke tahun berikutnya. Hal itu berdasarkan dari pengamatan gerakan-gerakan kepemudaan yang tidak membuahkan hasil, dalam artian hanya kegiatan seremonial bahkan hanya ingin terlihat eksis dan menjadi sorotan mata.

Suatu gerakan tidak akan tumpul apabila tidak ada yang menumpulkan, salah satunya adalah oknum yang mencari jalan aman, dengan cara perdamaian, dan kekeluargaan. Bahkan bisik-bisik di belakang layar di meja bundar.

Hal itu terjadi sebab adanya hubungan korporatisme antara kaum muda dan penguasa, jalinan hubungan emosional yang lekat, dan melingkar di satu meja bundar. Hubungan korporatisme inilah yang kadang pula di manfaatkan bagi penguasa untuk membungkam gerakan massa.

Dengan melakukan gerakan persuasif pendekatan secara hubungan emosional sehingga meluluhkan taring singa sedang lapar. Disisi lain, penguasa mencari jalan aman untuk mempertahankan kursi jabatannya, dengan cara mendekati siapa saja yang mengusiknya.

Di pihak lain kaum muda mencari celah bagaimana cara untuk masuk pada sistem dan mendapatkan posisi jabatan. Kedekatan antara kaum muda dan penguasa inilah yang menyebabkan tumpulnya gerakan, sebab ikatan batin yang melekat erat.

Sehingga, mengakibatkan bila terjadinya suatu kesalahan di roda demokrasi kepemerintahan dari pihak penguasa, kaum muda bahkan membela, bahkan diam dan bungkam. Cukup di selesaikan dengan suguhan kopi dan kekeluargaan, karena mempunyai rasa kemanusiaan hingga dikenal dengan politik balas budi.

Singkat penulis, kaum muda mampu menjadikan dobrak perubahan, merawat idealis agar tidak mudah karatan. Jangan terlena oleh zona nyaman dan iming-iming yang membanggakan, bisa saja itu adalah hal yang bisa menjerumuskan. Gunakan kedekatan dengan penguasa untuk jalan kepentingan banyak orang, bukan untuk kepentingan seorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun