Saat langit berubah kelam, disitulah kaki mahasiswa berdiri. Disitu pula jutaan mahasiswa mencari satu jalan panjang tanpa pilihan. Ketahuilah saat mahasiswa mulai bergerak disitu pula harga diri dan hati masyarakat tersayat pisau kapitalisme, hingga luka-luka itu akan tenggelam besama hujan di bulan Desember.
Kepada seluruh mahasiswa berdirilah kepalkan tanganmu tak perlu ragu. Nyanyikanlah lagu-lagu perjuangan biar rakyat tau dengan siapa mereka berjuang.Â
Risalah juang ini akan sakit ketika di baca bahwa perjuangan ini bukan soal menang atau kalah. Tapi mempertahankan tentang hak-hak yang di injak-injak oleh kesewenangan, jangan sebut ini soal jalan sepi, karena kesepian sejati adalah hidup tanpa tanggung jawab sosial.Â
Sahabatku Mahasiswa taukah kalian perjuangan itu keras!Â
Karena itu aku melembutkan dengan puisi bukan dengan pentungan polisi. Ingat! Ketika kalian di cari polisi, jawablah karena kalian orang-orang berani.
Satu kali kalian di buang, maka mahasiswa akan tumbuh lagi dengan jumlah lebih banyak. Ketika kalian mencintai kemanusiaan maka mahasiswa lah yang layak berada di hati nurani kalian.Â
Sudah begitu banyak hujan duka yang dijatuhkan langit pada bumi Pertiwi belum juga kering. Tapi percayalah akan tiba masanya kalian akan melihat senyuman itu merekah di bibir mahasiswa, maka berjuanglah!!!
D'fakto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H