Mohon tunggu...
Moh. Tohari
Moh. Tohari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIT AQIDAH USYMUNI

Mahasiswa Yang Suka Membaca Dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esai ke-PMII-an

30 Maret 2024   08:08 Diperbarui: 30 Maret 2024   08:22 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggung jawab sosial warga pergerakan

Seperti yang sudah kita ketahui Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan wadah penggemblengan para pemuda pemudi intelektual dalam mengembangkan paradigma kritisme terhadap sekitar khususnya pada masyarakat dan negara. Maka, dari pengembangan paradigma seperti itu diharapkan munculnya sebuah gagasan berbentuk perubahan nyata yang memang sudah menjadi totalitas warga pergerakan dalam bersosialisasi.

Berbicara tanggung jawab sosial, secara signifikan merupakan tugas berat yang harus di emban oleh warga pergerakan mengingat perubahan yang akan tercipta tidaklah mudah dapat di terima di kalangan masyarakat, bahkan menjadi tantangan mengganjal bagaimana bisa masyarakat tidak percaya kaum pergerakan? Mengingat historis warga pergerakanlah yang menjadi peran penampung aspirasi rakyat, menjadi garda depan untuk rakyat. Maka kemana label yang seharusnya disanding oleh para wajah pergerakan? Nihil.

Kemudian menyikapi keambiguan kasus di atas, seiring berjalannya waktu langkah demi langkah warga pergerakan mulai menyongsong pergerakan dengan memfilter setiap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menjalankan perangkat pemerintahan. Namun demikian meski telah pasang surut pantang mundur warga pergerakan menyuarakan kehendak rakyat masih saja banyak oknum yang menyalah artikan sebuah pergerakan.

Pertanyaannya, apa yang salah disini? Setelah kita lihat bersama faktanya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia lebih condong turun ke jalan, warga pergerakan lebih di kenal anarkismenya dari pada kritisme yang selalu jadi acuan, kaum yang seharusnya di kenal dengan intelektualitasnya malah terlihat dan terlabel sebaliknya. Dan masyarakat hanya dapat melihat sepintas dari perjuangan pergerakan sehingga yang terfikir oleh mereka pertama kali ketika menuai PMII adalah "organisasi pendemo" mungkin hal ini karna beberapa oknum lebih peduli pada hal yang aktual sehingga informasi lebih kepada bahan yang bagus menjadi sorotan.

Selanjutnya menindak lanjuti perihal tersebut sudah seharusnya warga pergerakan mengkaji ulang, Tanggung jawab sosial seperti apakah yang di harapkan rakyat? Hal apa sekiranya yang membantu rakyat? Bagaimana PMII bisa di percaya oleh rakyat? Jangan sampai warga pergerakan di anggap hilang identitas karna tidak tahu tujuan dari pergerakan itu sendiri. Ini akan sangat menyedihkan sekali jika harus kembali kepada momentum dimana Gusdur menyatakan "PMII tidak ngerti tujuannya" seperti yang tertulis di wordpress.com ZULKARNAIN MAHMUD, SP.

Selanjutnya menindak lanjuti perihal tersebut sudah seharusnya warga pergerakan mengkaji ulang, Tanggung jawab sosial seperti apakah yang di harapkan rakyat? Hal apa sekiranya yang membantu rakyat? Bagaimana PMII bisa di percaya oleh rakyat? Jangan sampai warga pergerakan di anggap hilang identitas karena tidak tahu tujuan dari pergerakan itu sendiri. 

Disini saya akan memaparkan tiga poin penting tentang tanggung jawab seorang kader PMII:

Pertama, Yaitu tidak lain adalah rutinitas keagamaan, maupun harus mampu bisa mengasah kecerdasan spiritual dalam konteks beriman kepada Allah SWT.

Kedua, harus mampu mengembangkan kecerdasan intelektual. Kader PMII mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan literasi keilmuan dan intelektualitas. "Sehingga mampu membekali diri menyiapkan gagasan-gagasan dalam mengaktualisasikan gerakan yang konkret, khususnya dalam berkontribusi di tengah masyarakat.

Ketiga, kader PMII diharap bisa mengasah kecerdasan emosional. Yaitu hubungan horizontal sosial antara kader dengan para alumni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun