Ia mengelabui istrinya pada hari Rabu, hari yang kelabu, tepat saat turun hujan deras, dingin mendera, guntur terus bergemuruh, dengan meninggalkan istrinya sendiri dalam rumah sedangkan ia pergi ke rumah perempuan lain untuk menuntaskan hasrat kelakilakiannya dengan penuh kehangatan yang ia bayangkan akan berlangsung dengan begitu gairah di atas kasur berwarna putih, bersih, dan harum semerbak kesturi yang menyebar ke seluruh sudut-sudut ruangan yang akan menambah kesan romantis sepanjang malam, entah mengapa bayangannya jauh lebih indah dari kenyataan padahal kekuatannya hanya setara burung pipit yang selalu bersarang di sudut bawah atap rumah, tepat di celah-celah plafon kayu yang tak pernah diserut sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H