Mohon tunggu...
Moh. Syarif Hidayat
Moh. Syarif Hidayat Mohon Tunggu... -

Pernah menghasilkan tulisan ketika mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia kemudian vakum menulis karena menjadi pegawai kantoran. Kini, ketika habitus menulisnya memanggil, ia bertekad untuk terus menghasilkan tulisan sebagai bentuk kepuasan batin. Menjadi mahasiswa kembali memang menumbuhkan kembali gairahnya yang pernah hilang. Simak tulisannya di http://www.jalansastra.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

In Memoriam MWA

1 Desember 2009   04:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:07 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

-dan senja pun usai

Di rumah kita engkau tegakkan kembali tiang itu

Bersama berto menjadi gembala yang riang

Menyusun sajak di langit malam

Terkadang kau bisikkan di dada perempuan

Kau titipkan rumah kita kepada kami

Untuk terus hadir dan bergulir

Kepada wildan, kepada lukman

Dan sejumlah nama belakangan

Di serang, kau retas jalan baru bersama tetanggamu yang setia

Penyair lugu dia punya nama

Sekian musim aku kehilangan

Tapi tidak untuk kebahagiaan:

Seorang teman telah menjadi sastrawan kenamaan

Namamu tercatat indah dalam setiap terbitan

Di horison engkau menjadi kebanggaan

Asas mengembang, kami mengembang

rumah kita memang sudah lantak

puing-puing dibersihkan dalam sekejap

namun semangat kami kadung berkobar

tak lekang oleh sang kehendak

kami melihatmu, kami melihatmu

suatu masa kita bersua

samasama meretas kembali jalan sastra

di beranda ini engkau sempat membaca

untaian puisi penyair Persia

aku terpesona, aku terpesona

sampai suatu ketika

kau tinggalkan beranda ini dengan tergesa

sakitmu memang menjadi pertanda

bahkan kirimanku belum sempat kau balas pula

kabar itu terasa menyesakkan dada

mengapa engkau mati muda?

Di kamar ini, engkau pernah menjadi penghuni

Kini kutinggali dengan sepenuh hati

Berteman parfum, sabun mandi, dan sejumlah barang

Yang kau tinggalkan

Juga kenangan.

Selamat jalan, semoga selamat sampai tujuan.

Depok, 23 November 2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun