Essai sastra lagu “Kanjuruhan” karya Iwan Fals
Mohammad Saleh
Tragedi Kanjuruhan layaknya bom yang mengejutkan rakyat Indonesia dimana ratusan nyawa melayang seketika dan terjadi bergitu saja; dan anehnya lagi semua pihak hanya bisa mengklaim bahwa dirinya tidak bersalah dan mencari titik aman. Tidak tanggung-tanggung, ada 714 korban dalam tragedy tersebut dengan jumlah 583 luka-luka dan 131 nyawa menjadi korban yang entah karena fanatisme atau karena arogansi mereka yang berdalih mengamankan. Dalam statistik dunia, tragedi Kanjuruhan menempati posisi kedua dalam kasus paling brutal dan memakan banyak korban dalam sepak bola.
Tragedi kemanusiaan yang sangat miris tersebut tentu mengguncang semua pihak, tidak hanya dari pihak korban namun semua kalangan di negeri ini sangat meyayangkan tragedy tersebut. Tanggapan, simpatisan, bahkan kritikan bermunculan dari semua pihak sebagai bagian dari simpati dan peduli pada bangsa terutama korban. Sastrawan dan musisi punya cara tersendiri untuk melambangkan serta mengutarakan isi hatinya terhadap apa yang sedang menimpa bangsa ini yang bahkan dunia ikut bersimpati.
Iwan Fals sebagai musisi yang terkenal responsif terhadap segala hal yang terjadi pada bangsa dan Negara ini dengan lagu-lagunya yang mengkritik, seperti halnya lagu “Tikus-tikus Kantor” yang dengan jelas mengkritik para koruptor, lagu “Oemar Bakri” yang mengkritik pemerintah tentang kesejahteraan pegawai negeri, Sarjana muda yang mengkritik tentang kondisi lapangan kerja di Indonesia dan masih banyak karya lainnya yang mewarnai industry music Indonesia.
Dalam tragedi Kanjuruhan ini juga hadir dengan sumbangan karyanya yang sungguh indah dan mewakilan perasaan para musisi dan sastrawan lainnya; bahkan masyarakat Indonesia barangkali, untuk duka cita yang amat dalam pada tragedi Kanjuruhan. Karya Iwan Fals yang dimaksud dalam hal ini yaitu lagu barunya yang berjudul “Kanjuruhan” sebagaimana lirik berikut :
Iwan Fals
Kanjuruhan banyak ajarkan
tentang kebersamaan, tentang kepedulian
bunga-bunga yang bermekaran
disirami airmata dan doa-doa
Pergi pergilah kau dengan senang hati
Tak ada yg pernah siap melepasmu
Salam satu jiwa untuk prestasi
Salam penuh cinta untuk dunia
Kanjuruhan banyak ajarkan
tentang kebodohan tentang kemunafikkan
awan gelap kegembiraan
smoga segra menyingkir, dari langitku