Tim peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Denpasar dalam rangka menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2018 hingga 2022. Penelitian ini mengkaji genom sapi Bali dan hubungannya dengan sifat bobot dan ukuran tubuh sapi Bali. Kegiatan ini dihadiri oleh tim peneliti, Kepala BPTU-HPT Denpasar beserta beberapa staff terkait.
Penelitian yang beranggotakan Pita Sudrajad dan Slamet Diah Volkandari dari BRIN ini menyampaikan hasil penelitian dan usulan rekomendasi yang bertajuk “Peningkatan Penyediaan Mutu Bibit Unggul Sapi Bali dalam Menuju Swasembada Daging Sapi Nasional”. Tim peneliti mengusulkan tiga rekomendasi untuk BPTU-HPT Denpasar yaitu (1) melakukan pemurnian sapi Bali secara berkelanjutan, (2) meningkatkan mutu genetik bibit sapi Bali melalui seleksi sifat yang lebih spesifik, dan (3) melakukan seleksi sapi Bali berbasis Marker Assisted Selection (MAS). Selain rekomendasi kebijakan tersebut, dalam kegiatan FGD ini Muhammad Cahyadi dan tim juga memaparkan beberapa temuan yang memiliki nilai novelty karena masih belum ditemukan pada penelitian sebelumnya.
Ketua peneliti, Dr. Muhammad Cahyadi menambahkan bahwa BPTU-HPT Denpasar selama ini telah menunjukkan kinerja yang sangat positif dalam menjaga diversitas bibit sapi Bali berdasarkan analisis total genom sapi Bali. Hal ini menunjukkan bahwa program konservasi sapi Bali di BPTU-HPT Denpasar berjalan dengan baik yang ditandai oleh rendahnya koefisien inbreeding (perkawinan sedarah) dan tingginya variasi genetik sapi Bali yang dipelihara di BPTU-HPT Denpasar bila dibandingkan dengan sapi Bali yang dipelihara masyarakat. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi “Veterinary World”. Tim peneliti juga menemukan asosiasi antara gen Pleomorphic adenoma gene 1 (PLAG1) dengan sifat ukuran tubuh sapi Bali, khususnya panjang badan. Polimorfisme juga ditemukan pada gen Insulin-induced gene 1 (INSIG1) pada populasi sapi Bali. Selanjutnya, tim peneliti juga menyampaikan bahwa saat ini tim sedang menganalisis penanda genetik baru (novel) yang khusus ditemukan pada sapi Bali berdasarkan analisis genome-wide association study (GWAS). Penanda genetik ini sangat efektif untuk dimanfaatkan sehingga potensi fenotip dari sapi Bali dapat diketahui sejak dini. Sampai saat ini, tim peneliti telah menghasilkan lebih dari 10 karya ilmiah berupa jurnal, prosiding nasional dan internasional, serta skripsi mahasiswa.
Hasil penelitian ini disambut baik oleh BPTU-HPT Denpasar. “Penelitian yang dilakukan oleh teman-teman dari UNS dan BRIN ini sangat menarik serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam proses seleksi bibit berbasis Marker Asissted Selection (MAS), selama ini BPTU-HPT Denpasar hanya mengacu pada SNI saja, oleh karena itu saya secara pribadi maupun lembaga menyambut positif hasil penelitian ini ” ujar Dr. Hary Suhada selaku Kepala BPTU-HPT Denpasar. “Kami, BPTU-HPT Denpasar juga mengajak seluruh peneliti di Perguruan Tinggi untuk bersinergi dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas sapi Bali”. Pada akhir FGD tim peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta berharap agar terjalin kerjasama berkelanjutan antara UNS, BRIN dan BPTU-HPT Denpasar dalam meningkatkan mutu genetik sapi Bali sebagai kebanggan Provinsi Bali dan seluruh masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H