Guru, dalam Bahasa Jawa kependekan dari digugu lan ditiru, yang mempunyai arti bahwa seseorang yang dipercaya dan ditiru. Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, karenanya generasi muda dapat meraih cita-cita yang dinginkan. Lelah, letih, menjadi makanan sehari-harinya. Kesabaran dalam memberikan ilmu sedikit demi sedikit merupakan hal yang sering dilalui.
Maret tahun 2020 di Indonesia menajdi sejarah pandemi yang luar biasa bahkan hingga saat ini belum terselesaikan, yap Covid-19. Diberita dan media social gempar dengan berita itu, Takut. Sedih. Semua perasaan suram menyelimuti. Semua kacau, termasuk bidang pendidikan. Lantas bagaiamana guru-guru kita?
Terombang ambing ketidakpastian dalam peraturan menjadi gejolak tersendiri. Sedang asyik-asyik mengajar tahun ajaran baru, namun seakan-akan hilang begitu saja. Guru-guru mulai kebingungan. Siswa-siswa berhamburan tidak sekolah. "Yes !" katanya. Apakah sebuah doa libur panjang?
Bosan. Siswa mulai rindu sekolah. Guru-guru sangat tegar menjaga air matanya, Ia juga merindukan siswa-siswanya. Tak tahu bisa bertemu atau tidak. Mulai ada sedikit cahaya harapan, meskipun tidak terlalu besar. Ya, seperti lilin yang mempunyai cahaya kecil dengan harapan-harapan yang selalu berpijar.Â
Banyak sekolah yang mulai pembelajaran secara online. Guru-guru dituntut lebih keras dalam menghadapi pendidikan di saat pandemi. Harus berani keluar dari zona nyaman. Menjadi sosok yang kreatif dan inovatif demi memperjuangkan penididkan, mencerdaskan putra putri bangsa. Apalagi di era milenial ini. Guru harus melek teknologi dan informasi.
Pelan tapi pasti, pendidikan mulai nampak adanya harapan. Namun di sisi lain, kendala juga sering terjadi. Banyak kendala yang dirasakan, Tantangan bagi guru semakin besar seperti contoh bagaimana harus terus menemukan ide kreatif dan inovatif dalam pembelejaran saat ini.Â
Menjadi seorang guru milenial berarti harus mengikuti perkembangan jaman, situasi, dan kondisi yang ada. Lihatlah, rasakanlah, dan wujudkanlah apa yang generasi milineial butuhkan. Namun bukan guru yang memaksakan kehendak yang harus diikuti generasi milineal.
Hay Guru-guru Indonesia yang luar biasa. Mari tetap bangkit, berfikir kreatif, inovatif, produktif, inspiratif dan tetap mempunyai karakter. Engkaulah sebagai sosok teladan sejati pengganti orang tua kami ketika di sekolah. Keteladanmu merupakan keniscayaan yang tidak dapat diukur dan tidak dapat digantikan oleh apapun. Engkau kan selalu menjadi panutan kami, tunggulah kami akan mengharumkan negeri ini. Engkau lilin kami dalam menuntut ilmu.
Kami rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H