Mohon tunggu...
Mohsa El Ramadan
Mohsa El Ramadan Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang jurnalis, tinggal di Banda Aceh.

Menulis adalah spirit, maka perlu sebuah "rumah" untuk menampungnya | E-mail: mohsaelramadan@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjual Isu Orangutan, Masyarakat "Simarboru" Menolak LSM Asing

13 Mei 2019   14:50 Diperbarui: 13 Mei 2019   21:36 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solusi lain yang perlu dilakukan, menurut Wanda, adalah dengan melakukan pengayaan pakan Orangutan, melalui penanaman pohon yang buahnya menjadi pakan Orangutan. Juga menanam pohon di beberapa titik, untuk menyambung kembali koridor (penghubung) untuk spot-spot hutan yang sudah terputus secara alami antara satu wilayah hutan dengan hutan lainnya.

"Sekarang kita cari solusi. Kalau di sana itu Aek Batang Paya, ada tiga dusun di sana. Dusun Parbodungan, Danau sama Paske. Kalau di atas sana itu baru Desa Bulu Mario. Masyarakat tidak menggunakan air Batang Toru. Justru air yang masuk ke PLTA itu air dari sawah-sawah petani," kata Muhammad Nasir Siregar, TPHL (Tenaga Pengawas Hutan dan Lain-lain) pada Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sipirok, sambil menunjuk lokasi perkampungan dari atas bukit

Nasir Siregar.
Nasir Siregar.

Nasir juga menunjukkan hasil kerja mereka, berupa pohon-pohon yang mereka tanam, sudah tinggi dan bercabang. Cabang pohonya di atas, menutup ruas jalan dari sengatan matahari. "Itu pak sudah membentuk koridor. Jadi koridornya sudah tersambung dari bawah ini ke blok Sibual-buali di atas sana," lanjut Nasir Siregar.

Nasir juga mengajak petani menanam buah-buahan yang bibitnya dibantu pihak PLTA Batang Toru, sebagai upaya petani meningkatkan pengayaan habitat, sekaligus untuk menambah penghasilan petani itu sendiri. "Kalau pohon durian atau pohon petai banyak, saat musim panen, petani bisa berbagi tanpa merasa dirugikan," kata Nasir.

Bagaimana soal isu kepunahan orangutan yang diembuskan LSM penentang proyek PLTA Batangtoru? Nasir Siregar, menginformasikan,  selama melakukan pengawasan orangutan sejak tahun 2000 hingga sekarang, di hutan Sibual-buali ada sekitar 20 hingga 21 individu orangutan, hutan Lubukraya 8 individu, blok Sipirok mulai dari Sarullah hingga Pahae, Tapanuli Utara, sekitar 80 individu. Menurut perkiraannya, di sekitar PLTA Batangtoru ada sekitar 15 hingga 20 individu.

Kata Nasir, menghitung jumlah orangutan tidak akurat bila berdasarkan jumlah sarang yang ditemukan. Bila musim hujan, satu individu orangutan bisa membuat  4 sarang.

Wanda Kuswanda, peneliti BP2LHK Aek Nauli, menjelaskan sangat sedikit orangutan yang menggunakan areal jelajah di lokasi proyek PLTA Batangtoru.

Sebelumnya, Firman Taufik menjelaskan PT NSHE membuka lahan seluas 122 hektare untuk membangun fasilitasnya, dalam Areal Penggunaan Lain (APL) di kawasan ekosistem hutan Batangtoru. Lahan itu hanya 0,07 persen dari luas keseluruhan kawasan hutan ekosistem Batangtoru yang mencapai 275 ribu hektare.

"Area itu sangat sempit sebagai habitat orangutan, karena dalam area 250-260 hektar pada ekosistem hutan Batangtoru hanya akan ditemukan dua-tiga individu orangutan saja," kata Wanda mengomentari areal APL yang digunakan PLTA Batangtoru.

Imran Siagian mengaku senang ada yang perduli membantu bibit untuk ditanam di kebunnya. Selama ini, kata Siagian, Orangutan sering datang ke kebunnya saat musim panen, untuk memakan durian, petai atau jengkol. "Ya rugi juga, pohon durian hanya ada beberapa batang, buahnya diambil pula sama Orangutan. Tapi kalau pohonnya banyak, gak mengapa kalau sebagian dimakan Orangutan waktu panen nanti," ujar Siagian

Imran Siagian.
Imran Siagian.
.

"Kalau kami pak, mendukung PLTA karena anak-anak kampung di sini bisa bekerja. Masyarakat juga dapat pembinaan, mulai soal pertanian, soal pengembangan ekonomi rumah tangga hingga pengetahuan konservasi dan mitigasi," kata Hutasuhut, pemuka masyarakat di Bulu Mario, Sipirok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun