Karena sumber utama PLTA itu adalah air, kata Firman, maka pihaknya dapat dipastikan akan menjaga kondisi dan kualitas air sungai tersebut. "Jadi segala sesuatu yang terkait dengan air, kita harus konsen. Baik sungainya, wilayahnya, ya landscape nya, satwanya, juga tentu people (manusia) nya," tegas Firman.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno memastikan keberadaan Orangutan aman dari aktivitas pembangunan PLTA Batang Toru. Saat ini pun ada satu tim yang terus memantau perkembangan Orangutan di kawasan itu, memastikan keberadaan satwa dilindungi itu tetap terjaga dan aman.
Kampanye Hitam Koalisi LSM Asing
Sejumlah LSM asing sejak beberapa bulan lalu, mulai melakukan kampanye hitam dengan target agar pemerintah membatalkan pembangunan proyek PLTA Batang Toru ini. Isu yang mereka sebarkan adalah tentang terancamnya habitat Orangutan, isu banjir, kekeringan hingga isu gempa.
Beberapa LSM asing yang diduga ikut aktif meramaikan kampanye hitam ini antara lain; LSM yang bermarkas di Washington DC, Amerika Serikat, bernama Mighty Earth, perguruan tinggi Australia (Jamescook Universtity Australia), Alliance of Leading Environmental Researchers and Thinkers (ALERT), suatu organisasi yang beranggotakan peneliti yang berjumlah 26 orang, PanEco dari Swiss dan mitra-mitra kerjanya Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Center of Orangutan Protection (COP), Orangutan Information Centre (OIC) dan Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP).
Semua isu yang dapat digunakan untuk memprovokasi masyarakat agar menolak kehadiran PLTA ini digunakan oleh LSM asing dengan menggandeng LSM lokal sebagai operator lapangannya. Bahkan isu tentang tenaga kerja asing mereka (LSM) lontarkan agar masyarakat terpancing emosinya.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Sonny Keraf menuding LSM-LSM itu bagian dari intervensi asing dalam upayanya mendesak pemerintah untuk menghentikan proyek PLTA tersebut.
Tapi PanEco melalui Direktur Konservsinya, Ian Singleton, kepada sebuah media (Waspadaaceh.com), mengatakan, tidak benar kalau dikatakan bahwa PanEco telah melakukan kampanye hitam.
Kata Ian Singleton, terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, PanEco justru berupaya memberikan berbagai masukan berdasarkan pengetahuan dan hasil kegiatan selama ini di kawasan Batang Toru. Oleh karenanya PanEco pada dasarnya berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah, PT NSHE (PLTA Batang Toru) dan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam rangka memperoleh solusi untuk mitigasi atas dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
Menurut Abdul Gani Batubara, Tokoh Masyarakat dari Desa Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, tindakan sejumlah LSM asing itu memang sudah keterlaluan. "Mereka tidak saja telah mengusik daerah kami, tidak menghormati masyarakat di sini, tapi juga telah meremehkan kedaulatan negara RI," kata Batubara
."Kalau mereka (LSM) itu terus-terusan mengkampanye hitamkan PLTA Batang Toru yang ada di kampung kami ini, tentu kami akan mengusir LSM itu bila mereka datang ke sini," tegas Batubara.