Mohon tunggu...
Mohsa El Ramadan
Mohsa El Ramadan Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang jurnalis, tinggal di Banda Aceh.

Menulis adalah spirit, maka perlu sebuah "rumah" untuk menampungnya | E-mail: mohsaelramadan@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandal Jepit Mahatma Gandhi

19 Januari 2014   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:40 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13901352991558904704

Suatu ketika, Winston Churchill, Perdana Menteri Britania Raya semasa Perang Dunia II, berucap; “menyedihkan...melihat Mr. Gandhi, seorang pengacara Kuil Tengah yang menghasut, sekarang tampil sebagai seorang fakir yang tipenya umum di Timur, menaiki tangga Istana Viceregal dengan badan setengah-telanjang."

Ketika masih hidup, Albert Einstein juga berkomentar tentang Gandhi: "(mungkin) generasi berikut akan sulit mempercayai bahwa ada orang seperti ini pernah hidup di dunia." Mengapa mereka berkomentar tentang Gandhi? Keduanya tertarik pada cara hidup mendiang tokoh spiritual dan politikus India itu.

Mohamdas Karamchand Gandhi (2 Oktober 1869-30 Januari 1948) adalah tokoh perintis kemerdekaan India. Gandhi aktivis  yang tidak menggunakan kekerasan  dan mengusung sebuah perjuangan dengan jalan damai. Karena kearifannya, dia dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sansekerta berarti; jiwa agung).

Gandhi lahir di Gujarat, India. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk belajar ilmu hukum. Setelah jadi pengacara, dia hijrah ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris. Di sana dia mengalami diskriminasi ras; apartheid. Dia kemudian memutuskan menjadi aktivis politik agar bisa mengubah diskriminasi itu. Gandhi membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

Ketika kembali ke India, dia membantu proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris. Rakyat dari agama dan suku berbeda, yang hidup di India kala itu, yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok berbeda memilik negara sendiri.

Banyak orang India ingin agar para pemeluk Hindu dan Islam punya negara masing-masing, tapi dia tidak setuju. Gandhi seorang Hindu. Namun, dia menyukai pemikiran-pemikiran agama lain, termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.

Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan menuju kebenaran". Prinsip ini menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme, seperti Martin Luther King dan Nelson Mandela.

Sayang, pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu. Pelakunya marah karena kearifan Gandhi menginginkan rakyat Hindu dan Muslim diperlakukan seimbang.

Nilai berharga yang patut ditiru dari seorang Gandhi adalah kesederhanaan. Gandhi seorang yang diagungkan, tapi dia lebih suka mengenakan sandal jepit dan kain putih ketika bertemu siapa saja.Dalam otobiografinya, Gandhi mengatakan bahwa dia tidak pernah menyukai gelar dan sering terluka oleh hal itu.

Kisah hidup Mahatma Gandhi banyak dituangkan ke dalam film, sastra, dan teater. Ben Kingsley yang memerankan Gandhi dalam film tahun 1982 Gandhi, memenangkan Academy Award untuk Aktor Terbaik. The Making of the Mahatma yang dirilis pada tahun 1996 mendokumentasikan kehidupan Gandhi di Afrika Selatan. Gandhi juga merupakan tema sentral dalam film Bollywood tahun 2006 Lage Raho Munna Bhai. Pada tahun 2007, sebuah film berjudul Gandhi, My Father menceritakan hubungan antara Gandhi dan putranya Harilal. Di sini sumbernya: http://id.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi

Tidak seperti sekarang, pemimpin sering menjadi “cermin retak“, sering merasa rendah diri bila tidak mengenakan setelan jas tuxedo, dasi belang, dan sepasang sepatu mengkilat saat bertemu rakyat, relasi atau kerabat. Di suatu acara seremoni di kantor pemerintahan, pejabat-pejabat seolah memamerkan busana dan aksesori, layaknya fashion show.

Menggelar ajang reality show untuk mencari pemimpin arif dan bijaksana—seperti Indonesian Idol—mungkin akan sulit. Butuh waktu lama dan bahkan mungkin semua akan tereliminasi. Tapi, jika ada sayembara pemimpin korup di negeri ini, bisa saja ditemukan sosoknya dalam sehari.

Ya. Sulit, memang, mencari simbol pemimpin arif seperti sosok Gandhi. Setidaknya kita harus menanti satu, dua, hingga tiga generasi lagi untuk menemukan Gandhi. Di manakah Gandhi-Gandhi masa kini yang bersandal jepit tanpa gengsi dan korupsi?

---------------------------------------------------------

Kata kebajikan yang dikenang Mahatma Gandhi:

“Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi. Cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.”

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangi: Dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.

Foto | http://talliumelkom.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun