Pada suatu hari, aku diajak mama untuk jogging, karena aku tiba-tiba lapar mama menyarankan aku untuk makan bubur depan alfamart.Â
Tiba-tiba mama ngomong, "Kamu kok buburnya gak diaduk?" Kata mama dengan nada meninggi.Â
"Lah, saya ingin makan buburnya gak diaduk, biar rasanya asli dan kecampur" kataku dengan sedikit kesal.Â
"Eleh, kamu ini gimana sih? Kalau ingin buburnya enak ya harus diaduk dong" kata mama dengan mulut mulai moncong.Â
"Ya, terserah saya dong. Maunya gak diaduk. Saya inginnya makan bubur yang gak diaduk. Â Lagian, kenapa mama maksa. Dari dulu juga kaya gitu, kenapa mama jadi sewot gitu" kataku dengan jengkel.Â
"Kok kamu malah nyalahin mama, sih. Saya ini ngajarin bagaimana cara makan bubur agar rasanya enak." Kata mama.Â
"Ih, mama gak modern amat sih. Nih, ya. Kalau makan bubur gak diaduk buburnya terlihat stylish. Gak terlihat aneh gitu, dan terlihat masih fresh, lho. Plus, masih enak dilihat buat foto-foto instagram" kataku yang tidak mau mengalah.Â
"Aduh, nak. Sepertinya kamu perlu insyaf deh biar kalau makan bubur diaduk sudah sesuai ketentuan" kata mama.Â
"What gitu loh? Apaan sih mah gila kali gue berbuat dosa kalau makan bubur gak diaduk dulu" kataku.Â
"Nih, ya. Mama mau kasih tahu kamu nih di internet, nih. Mama barusan googling. Dari situsnya suara.com,ya, dari media terpercaya. Kalau makan bubur diaduk mencerminkan orang yang suka bertoleransi, suka membaur, tidak pilih teman, dan banyak deh. Sedangkan kalau makan buburnya gak diaduk ya mencerminkan kepribadian orang yang belagu, nih, suka pilih teman, diktator, pelit, iiihhh ko jelek-jelek ya. Pokoknya, mama mau kamu diaduk ya makan buburnya. Biar gak jelek gini sifat kamu" kata mamaÂ
"Hahaha... Otakku makin gila nih. Ngapain sih mama percaya aja sama gituan? Emang ada secara ilmiahnya gitu?" kataku dengan perasaan rese.Â